Ada Panggilan RUPSLB Soal Penjualan Adaro Andalan, Harga Saham ADRO Menguat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) bergerak naik 90 poin atau menguat 2,38% ke level Rp 3.870 per saham hingga pukul 14:15 WIB, Jumat (27/9). Penguatan ini terjadi di tengah pemanggilan ADRO untuk Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).

Dalam RUPSLB tersebut, manajemen ADRO akan meminta persetujuan para pemegang sahamnya atas rencana penjualan sebanyak-banyaknya seluruh saham yang dimiliki pada PT Adaro Andalan Indonesia (AAI). Rencana tersebut merupakan transaksi material berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No.17/POJK.04/2020.

"Rencana penjualan sebanyak-banyaknya seluruh saham yang dimiliki Perseroan pada AAI merupakan suatu transaksi material berdasarkan POJK 17/2020, karena masing-masing total aset, laba bersih, dan pendapatan usaha AAI melebihi 50% dari total aset, laba bersih, dan pendapatan Perseroan," ungkap manajemen ADRO dalam keterbukaan informasi, Kamis (26/9) malam.


 
ADRO Chart by TradingView

Agenda RUPSLB ini akan diselenggarakan secara elektronik dan secara fisik, pada Jumat, 18 Oktober 2024 pukul 10:00 WIB. Bertempat di  Cyber 2 Tower lantai 26, Jalan H.R Rasuna Said Blok X-5 No. 13 Jakarta Selatan.

Namun, manajemen ADRO memberikan catatan terkait jumlah pemegang saham yang bisa hadir secara fisik dalam agenda tersebut. "Dikarenakan adanya keterbatasan kapasitas ruangan, Perseroan hanya dapat mengakomodasi sebanyak-banyaknya 50 Pemegang Saham. Perseroan juga tidak menyediakan suvenir, makanan, dan minuman," ungkap manajemen ADRO.

Pemegang saham yang berhak hadir, baik secara fisik, elektronik, atau diwakili dengan surat kuasa dalam RUPSLB adalah yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham ADRO pada tanggal 25 September 2024 sampai dengan pukul 16.00 WIB.

Penjualan saham PT Adaro Andalan Indonesia rencananya akan dilakukan ADRO melalui penawaran umum kepada seluruh pemegang saham ADRO berdasarkan pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Termasuk POJK No. 76/POJK.04/2017 tentang Penawaran Umum Oleh Pemegang Saham.

ADRO mengumumkan rencana penjualan AAI ini dalam keterbukaan informasi 11 September 2024. ADRO berencana menjual sebanyak-banyak seluruh kepemilikan atau 99,9999% saham di AAI. Nilai transaksi akan mempertimbangkan hasil penilaian saham dari penilai independen, yaitu sebesar US$ 2,45 miliar, atau setara dengan 31,8% dari total ekuitas ADRO.

Baca Juga: Adaro Energy (ADRO) Menanti Keputusan MIP Batubara

Mekanisme transaksi akan dilakukan melalui Penawaran Umum oleh Pemegang Saham (PUPS) berdasarkan POJK 76/2017. Pembeli adalah para pemegang saham ADRO yang terdaftar pada tanggal pencatatan dan memilih untuk membeli saham AAI.

"Perseroan akan menawarkan Saham Yang Ditawarkan kepada seluruh pemegang saham Perseroan yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham Perseroan pada tanggal tertentu yang akan diumumkan pada Prospektus PUPS," ungkap manajemen ADRO dalam keterbukaan informasi, Rabu (11/9).

ADRO pun mempertimbangkan untuk membagikan dividen tunai kepada seluruh pemegang sahamnya, yang tercatat pada tanggal pencatatan.

"Para pemegang saham Perseroan atas pilihannya, dapat menggunakan dividen tunai tersebut untuk membantu mendanai partisipasi para pemegang saham Perseroan dalam Rencana Transaksi," ungkap manajemen ADRO.

Sebagai informasi, PT Adaro Andalan Indonesia (AAI) dahulu bernama PT Alam Tri Abadi. Melalui AAI, ADRO memiliki saham pada beberapa perusahaan pertambangan batubara termal, yaitu PT Adaro Indonesia, PT Paramitha Cipta Sarana, PT Semesta Centramas, PT Laskar Semesta Alam, dan PT Mustika Indah Permai.

AAI juga memiliki saham-saham pada dua perusahaan pertambangan batubara termal yang saat ini sedang dikembangkan, yaitu PT Pari Coal dan PT Ratah Coal. Selain itu, AAI memiliki bisnis jasa logistik, antara lain meliputi angkutan tongkang dan pemuatan kapal batubara.

Selain itu, AAI juga memiliki bisnis-bisnis pendukung melalui perusahaan anaknya yang bergerak di bisnis pertanahan, air, investasi, dan ketenagalistrikan sebagai pendukung operasi bisnis pertambangan. Manajemen ADRO menegaskan rencana strategis melakukan ekspansi dan diversifikasi pada pilar non pertambangan batubara. 

Baca Juga: Adaro (ADRO) Optimistis Ekspor Batubara Membara

ADRO telah menyampaikan komitmen untuk memiliki sekitar 50% total pendapatan dari bisnis non-batubara termal pada tahun 2030. Target ini akan dicapai dengan mengembangkan bisnis di bidang-bidang yang mendukung ekosistem hijau.

Guna mendukung komitmen tersebut, ADRO berencana untuk memisahkan bisnis pilar pertambangan dan beberapa bisnis pendukung di bawah AAI dengan pilar bisnis Adaro Minerals dan Adaro Green. Rencana transaksi ini diharapkan membantu AAI dan pilar bisnis non batubara termal untuk meningkatkan fokus pengembangan dan kinerja.

Pemisahan ini juga akan membantu bisnis hijau ADRO untuk mendapatkan akses terhadap sumber pembiayaan yang lebih banyak, biaya pendanaan yang lebih kompetitif, memberikan akses lebih baik pada proyek-proyek ramah lingkungan dengan partner bisnis potensial peringkat atas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Putri Werdiningsih