JAKARTA. Berbagai macam cara dilakukan para pengembang dalam memanfaatkan momen bulan puasa. PT Summarecon Agung Tbk misalnya. Pengembang dengan kode saham SMRA di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini menghadirkan suasana Pasar Klewer di salah satu portofolio bisnisnya, La Piazza, Kelapa Gading. Kegiatan tersebut dinamakan 'Ngenteni Buka Ning Pasar Klewer'. "Serasa ngabuburit di Pasar Klewer, Solo," ujar Andrianto P. Adhi, Direktur Utama Summarecon akhir pekan lalu, (19/6). Sejatinya, perseroan punya agenda tahunan berupa Jakarta Fashion & Food Festival setiap Mei. Namun, momen tersebut berdekatan dengan momen puasa sehingga kegiatan tahun ini diselenggarakan bertepatan pada waktu tersebut. Kebetulan, Desember tahun lalu Pasar Klewer yang menjadi salah satu pusat kerajinan Batik Solo dilanda insiden kebakaran. Sehingga, manajemen berinisiatif untuk memilih tema Pasar Klewer guna mengembalikan momentum penjualan para pedagang di sana sekaligus mempertahankan budaya Batik Solo. Manajemen menghadirkan sebagian dari para pengrajin Batik Solo yang biasa berjualan di Pasar Klewer. Bukan hanya batik, kuliner bertemakan solo juga melengkapi kegiatan tersebut. Andrianto menjelaskan, seluruh akomodasi para pedagang ditanggung pihak Summarecon. Mulai dari ongkos perjalanan pulang pergi, stand penjualan hingga tempat penginapan di Jakarta semuanya menjadi tanggung jawab perseroan. Nah, kegiatan ini menggunakan sistem bagi hasil. Pihak Summarecon bakal memperoleh bagi hasil 30% dari total penjualan batik dan kuliner dalam kegiatan tersebut. Andrianto menambahkan, para pedagang setidaknya bisa memanfaatkan rentang harga jual barang di Jakarta dan Solo. Setidaknya, para pedagang bisa menaikkan harga 30% dalam kegiatan tersebut sehingga mereka bisa tetap memberikan bagi hasil kepada pihak Summarecon tanpa harus mengganggu harga penjualan aslinya. "Tapi, ini bukan semata-mata soal bisnis. Kami tekankan, ini lebih ke soal peristiwa budaya. Makanya, kami tidak mematok target tertentu untuk kenaikan pengunjung saat momen seperti ini," tandas Andrianto. Dalam kegiatan ini diharapkan bisa memberikan wawasan kepada masyarakat tentang budaya batik. Oleh sebab itu, manajemen membagi lokasi pemaparan batik menjadi dua bagian, yakni di Multi Purpose Hall dan La Prisma. Untuk di Multi Purpose Hall, batik yang dipamerkan adalah batik dengan kualitas rata-rata sehingga harganya bisa lebih terjangkau. Sementara, untuk di La Prisma, batik yang dipamerkan merupakan batik-batik premium, yang dibuat secara manual dengan tingkat kerumitan tinggi dan kualitas terbaik. Kegiatan ini berlangsung mulai 19 Juni hingga 5 Juli 2015. Adapun jam operasional yang diberlakukan mulai pukul 16.00-23.00 pada hari Minggu hingga Jumat, dan 16.00-24.00 pada hari Sabtu. Jadwal ini untuk jam operasional Kuliner Pasar Klewer. Sementara, untuk pameran batik, jam operasionalnya mulai pukul 12.00-22.00 pada hari Senin hingga Jumat, dan pukul 11.00-23.00 pada hari Sabtu dan Minggu. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Ada pasar Klewer di Summarecon Kelapa Gading
JAKARTA. Berbagai macam cara dilakukan para pengembang dalam memanfaatkan momen bulan puasa. PT Summarecon Agung Tbk misalnya. Pengembang dengan kode saham SMRA di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini menghadirkan suasana Pasar Klewer di salah satu portofolio bisnisnya, La Piazza, Kelapa Gading. Kegiatan tersebut dinamakan 'Ngenteni Buka Ning Pasar Klewer'. "Serasa ngabuburit di Pasar Klewer, Solo," ujar Andrianto P. Adhi, Direktur Utama Summarecon akhir pekan lalu, (19/6). Sejatinya, perseroan punya agenda tahunan berupa Jakarta Fashion & Food Festival setiap Mei. Namun, momen tersebut berdekatan dengan momen puasa sehingga kegiatan tahun ini diselenggarakan bertepatan pada waktu tersebut. Kebetulan, Desember tahun lalu Pasar Klewer yang menjadi salah satu pusat kerajinan Batik Solo dilanda insiden kebakaran. Sehingga, manajemen berinisiatif untuk memilih tema Pasar Klewer guna mengembalikan momentum penjualan para pedagang di sana sekaligus mempertahankan budaya Batik Solo. Manajemen menghadirkan sebagian dari para pengrajin Batik Solo yang biasa berjualan di Pasar Klewer. Bukan hanya batik, kuliner bertemakan solo juga melengkapi kegiatan tersebut. Andrianto menjelaskan, seluruh akomodasi para pedagang ditanggung pihak Summarecon. Mulai dari ongkos perjalanan pulang pergi, stand penjualan hingga tempat penginapan di Jakarta semuanya menjadi tanggung jawab perseroan. Nah, kegiatan ini menggunakan sistem bagi hasil. Pihak Summarecon bakal memperoleh bagi hasil 30% dari total penjualan batik dan kuliner dalam kegiatan tersebut. Andrianto menambahkan, para pedagang setidaknya bisa memanfaatkan rentang harga jual barang di Jakarta dan Solo. Setidaknya, para pedagang bisa menaikkan harga 30% dalam kegiatan tersebut sehingga mereka bisa tetap memberikan bagi hasil kepada pihak Summarecon tanpa harus mengganggu harga penjualan aslinya. "Tapi, ini bukan semata-mata soal bisnis. Kami tekankan, ini lebih ke soal peristiwa budaya. Makanya, kami tidak mematok target tertentu untuk kenaikan pengunjung saat momen seperti ini," tandas Andrianto. Dalam kegiatan ini diharapkan bisa memberikan wawasan kepada masyarakat tentang budaya batik. Oleh sebab itu, manajemen membagi lokasi pemaparan batik menjadi dua bagian, yakni di Multi Purpose Hall dan La Prisma. Untuk di Multi Purpose Hall, batik yang dipamerkan adalah batik dengan kualitas rata-rata sehingga harganya bisa lebih terjangkau. Sementara, untuk di La Prisma, batik yang dipamerkan merupakan batik-batik premium, yang dibuat secara manual dengan tingkat kerumitan tinggi dan kualitas terbaik. Kegiatan ini berlangsung mulai 19 Juni hingga 5 Juli 2015. Adapun jam operasional yang diberlakukan mulai pukul 16.00-23.00 pada hari Minggu hingga Jumat, dan 16.00-24.00 pada hari Sabtu. Jadwal ini untuk jam operasional Kuliner Pasar Klewer. Sementara, untuk pameran batik, jam operasionalnya mulai pukul 12.00-22.00 pada hari Senin hingga Jumat, dan pukul 11.00-23.00 pada hari Sabtu dan Minggu. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News