Ada pelonggaran GWM, BRI dapat tambahan likuiditas Rp 17 triliun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Stimulus Bank Indonesia melonggarkan Giro Wajib Minimum (GWM) bikin likuiditas perbankan sebesar 200 bps untuk bank umum konvensional, dan 50 bps untuk bank syariah bakal makin melonggarkan likuiditas perbankan.

“Dari pelonggaran tersebut, kami bisa mendapat tambahan likuiditas hingga Rp 17 triliun,” kata Direktur Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Haru Koesmahargyo kepada Kontan.co.id, Selasa (14/4).

Baca Juga: Akibat Covid-19, risiko kredit BRI bisa meningkat hingga 11%


Stimulus tersebut diakui Haru bakal membantu BRI, meskipun sejatinya loan to deposit ratio (LDR) BRI saat ini terhitung longgar di level 89,5% pada Februari 2020.

Di sisi lain, Haru bilang di tengah pandemi Covid-19 yang makin meluas, bank terbesar di tanah air ini juga akan makin selektif melakukan ekspansi kredit. Sembari tetap fokus melakukan restrukturisasi kredit sesuai ketentuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Maklum, Pandemi Covid-19 berpotensi mengerek risiko kredit perseroan. Sementara sejak pertengahan hingga akhir Maret 2020, perseroan tercatat sudah merestrukturisasi kredit senilai Rp 14,9 triliun yang berasal dari 134.000 debitur yang didominasi segmen kredit UMKM.

Baca Juga: Bank Indonesia rajin suntik likuiditas ke perbankan, buat apa?

“Dengan adanya Covid-19 kami proyeksi LaR bisa meningkat hingga 11% disumbang kenaikan restrukturisasi kredit,” sambungnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi