Ada pelonggaran KPR, emiten properti apa pilihan analis?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebijakan Bank Indonesia (BI) melonggarkan loan to value sekaligus menaikkan suku bunga acuan belum memperlihatkan dampaknya pada kinerja industri properti. Apalagi, kebijakan pelonggaran uang muka kredit pemilikan rumah (KPR) baru berlaku awal Agustus ini. 

Indaryanto, Direktur Keuangan PP Properti (PPRO) memperkirakan, dampak pelonggaran LTV akan terlihat pada kuartal IV 2018. Dalam regulasinya, BI mengizinkan bank menurunkan uang muka atau down payment (DP) KPR sampai 0%, tergantung penilaian risiko bank pada debiturnya. 

“Tidak semudah itu untuk bank menurunkan uang muka, sebagian besar bank masih mempertimbangkan,” ujar Indaryanto, Selasa (21/8). 


Dia mengatakan, masih melihat dan menunggu apakah relaksasi pelonggaran LTV ini nantinya dapat meredam kenaikkan suku bunga bank. Meski ada kebijakan ini, PP Properti tak merevisi target kinerjanya untuk tahun 2018.

Analis Artha Sekuritas Danies Christoper Jhordan berpendapat, secara umum, pelonggaran LTV tidak mempengaruhi demand pada properti lantaran hanya berdampak untuk DP KPR saja. Sedangkan kenaikan suku bunga akan mempengaruhi cicilan bunganya. 

“Dampak LTV tidak terasa apalagi pelonggaran LTV hanya diperuntukkan untuk rumah pertama,” kata Danies, Selasa (21/8).

Untuk emiten properti, pilihan Danies adalah PT Sentul City Tbk (BKSL). Dia melihat, banyak proyek yang menjadi daya tarik konsumen. Misalnya, proyek AEON mall yang akan hadir di Sentul tahun ini, juga proyek LRT yang diprediksi selesai tahun depan. Selain itu, nilai buku BKSL yang sebesar 0,7 kali masih dinilainya undervalued.

Senada, Analis Semesta Indovest Aditya Perdana Putra melihat, kebijakan pelonggaran LTV akan ditantang kenaikan bunga yang akan berdampak dalam tiga-enam bulan ke depan. Jika tahun depan perusahan properti harus jor-joran menggelar promo, tidak tertutup kemungkinan, penjualan pasar properti akan tetap stagnan di tahun depan.

Aditya melihat, emiten properti yang menarik justru yang memiliki pendapatan berulang atau recurring income.  Menurutnya, Pakuwon (PWON) memiliki recurring income yang cukup tinggi, dan meningkat 32,8% year on year pada akhir semester I 2018 lalu. 

Analis Semesta Indovest, Aditya Perdana merekomendasikan buy untuk PWON dengan target harga 6.100.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia