KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bumi Resources Tbk (
BUMI) menjadikan target pasar
eksisting sebagai prioritas utama di tengah berkembangnya peluang pasar Eropa. Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI, Dileep Srivastava mengatakan, pihaknya masih berfokus memenuhi pasokan batubara ke pelanggan
eksisting. “Curah hujan terus tinggi, ketersediaan pasokan batubara saat ini cukup ketat, sehingga sulit untuk memenuhi permintaan dari Uni Eropa untuk saat ini,” ujar Dileep saat dihubungi Kontan.co.id (23/10).
Seperti telah diberitakan Kontan.co.id sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa ekspor batubara ke Uni Eropa mencapai$ 161,69 juta pada bulan September 2022. Jumlah tersebut naik 68,05% dari ekspor batubara ke Uni Eropa pada Agustus 2022 yang sebesar US$ 96,21 juta.
Baca Juga: Sah! Bumi Resources (BUMI) Rampungkan Private Placement Selain bertumbuh secara bulanan, realisasi ekspor batubara ke Uni Eropa di bulan September juga disebut-sebut sebagai nilai ekspor tertinggi dalam tahun terakhir. “Ekspor batubara ke Uni Eropa sebesar US$ 161,69 juta ini, dari catatan ekspor kami, merupakan nilai yang tertinggi dalam empat tahun terakhir,” tutur Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto dalam pembacaan hasil neraca perdagangan September 2022, Senin (17/10) di kantor BPS Pusat, Jakarta. Sementara itu, target pasar BUMI lebih banyak menyasar pasar Asia. Laporan tahunan BUMI di tahun 2021 menyebutkan, sebanyak 62% dari jumlah produksi batubara BUMI di tahun 2021 diserap oleh pasar internasional, sedang 38% sisanya diserap oleh pasar domestik. Secara terperinci, pasar internasional yang dimaksud terdiri atas Tiongkok sebanyak 29%, India 10% dan Jepang 8%. “Ketika produksi kami mulai normal nanti, kami baru bisa mempertimbangkan target-target pasar baru,” ujar DIleep. Hingga akhir tahun 2022 nanti, BUMI mengejar target produksi batubara sebanyak 70 juta - 78 juta ton. Sepanjang Januari-Juni 2022 lalu, BUMI telah membukukan produksi batubara sebesar 34,5 juta ton atau turun sekitar 14% dibanding realisasi Januari-Juni 2021 yang mencapai 40,1 juta ton. Sementara itu, realisasi volume penjualan batubara BUMI mencapai 33,8 juta ton di Januari-Juni 2022, menyusut 16% dibanding realisasi periode Januari-Juni 2021 yang mencapai 40,2 juta ton.
Meski begitu, penurunan volume penjualan sebesar 16% tersebut berhasil diimbangi dengan kenaikan harga jual rata-rata alias
average selling price (ASP) sebesar 92% secara tahunan atau
year-on-year (YoY) di Januari-Juni 2022. Walhasil, kinerja keuangan BUMI terdongkrak. Laporan keuangan interim perusahaan yang telah diaudit menunjukkan, pendapatan BUMI menanjak 129,62% secara tahunan dari semula US$ 421,86 juta di semester I 2021 menjadi US$ 968,68 juta di semester I 2022. Dari hasil pendapatan itu, BUMI mengantongi Laba Periode Berjalan yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk alias laba bersih sebesar US$ 167,67 juta. Jumlah tersebut naik 8768,17% dibanding realisasi semester I 2021 yang berjumlah US$ 1,89 juta. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .