KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peredaran uang bakal meningkat saat pemilihan umum (pemilu) termasuk pemilihan presiden (pilpres) yang akan dilaksanakan mulai Februari 2024. Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengungkapkan, rangkaian pemilu pada tahun depan mungkin menyulut pertumbuhan uang beredar lebih tinggi dari biasanya. Bila biasanya pertumbuhan uang beredar berada dalam kisaran 8% hingga 10% dalam beberapa tahun terakhir, David menghitung, rangkaian Pemilu 2024 akan meningkatkan jumlah uang beredar sekitar 15%.
Sebab, pesta demokrasi pada tahun depan dilakukan serentak. Bahkan, David juga melihat kemungkinan adanya pemilihan presiden dua putaran, mengingat calon presiden dan calon wakil presiden saat ini ada tiga. “Ada tambahan sekitar 15%, dari uang beredar pada tahun 2022 yang sekitar Rp 8.525,5 triliun,” ungkapnya kepada
Kontan.co.id, Senin (27/11).
Baca Juga: Pertumbuhan Uang Beredar (M2) Melambat Pada Oktober 2023 Peningkatan jumlah uang beredar ini tak hanya didorong dari peningkatan konsumsi dari lembaga non profit dan konsumsi rumah tangga. Namun, juga belanja pemerintah pusat. Selain itu, peningkatan uang beredar pada periode pemilu tahun depan juga akan dipengaruhi oleh peningkatan inflasi. "Memperhitungkan faktor inflasi. Dengan inflasi, maka kebutuhan meningkat sehingga uang yang dibelanjakan pun makin meningkat," tambahnya. Sementara itu, Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro menambahkan, biasanya uang beredar akan mulai meningkat sejak empat bulan jelang pemilu. Bila rangkaian pPemilu tahun depan dimulai dengan pemilihan presiden dan wakil presiden pada Februari 2024, maka sesuai pola musiman, maka peningkatan uang beredar akan dimuai kuartal IV-2023. Nah, Andry menilik pola pemilihan umum dalam dua periode belakangan. Data menunjukkan, ada kenaikan uang beredar sekitar Rp 100 triliun.
Baca Juga: Jelang Natal Hingga Pemilu, BI Tambah Kebutuhan Uang Layak Edar Hingga 8% Mengingat pemilu pada tahun depan akan dilaksanakan secara serentak tersebut, maka jumlah uang beredar akan naik lebih dari itu. "M2 (uang beredar) naik minimal Rp 100 triliun dalam dua pemilu terakhir. Nah Pemilu tahun besar berpotensi lebih besar karena dilakukan bersamaan," terang Andry. Dengan pertambahan uang beredar ini, Andry juga optimistis ini akan mengerek pertumbuhan ekonomi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat