Ada Pergeseran Pengguna Kartu Kredit ke Fintech, Ini Pendorongnya Menurut Ekonom



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Center of Law and Economic Studies (Celios) menilai pergeseran pengguna kartu kredit ke fintech peer to peer (P2P) lending sudah lama terjadi. Adapun pergeseran itu dipengaruhi beberapa faktor.

Ekonom dan Direktur Celios Bhima Yudhistira menerangkan salah satu indikatornya bisa dilihat berdasarkan laporan studi e-commerce yang dilakukan Kredivo menunjukkan cara pembayaran e-commerce melalui fintech paylater sudah melebihi porsi kartu kredit. 

"Paylater naik porsinya 38% pada 2022 dibandingkan 28% di tahun 2021, sedangkan kartu kredit hanya 6% pada 2021 dan 2022," ucapnya kepada Kontan.co.id, Minggu (17/9).


Baca Juga: Akseleran: Peralihan Pengguna Kartu Kredit Dipicu Kemudahan Fintech Lending

Bhima mengatakan keunggulan fintech yang mengandalkan proses cepat dalam pencairan dana juga menjadi faktor penentu pergeseran. Dia menjelaskan fintech lending unggul karena hanya mengajukan pembiayaan sesuai kebutuhan, berbeda dengan kartu kredit yang modelnya adalah limit pemakaian dan ada potongan setiap bulan. 

Selain itu, Bhima menyebut pergeseran dipengaruhi juga oleh perilku konsumen yang mulai beralih ke promo langsung, jika dibandingkan kartu kredit yang menawarkan poin. 

"Contohnya, fintech yang kerja sama dengan platform e-commerce seringkali memberikan gratis ongkos kirim produk yang ingin dibeli. Sementara itu, kartu kredit yang dijual adalah makan di restoran, cafe, hingga airport lounge," katanya.

Menurut Bhima, saat ini konsumen ingin diskon langsung yang sifatnya relevan dengan barang yang ingin dibeli. Berdasarkan sejumlah faktor tersebut, dia menambahkan ke depan tren pertumbuhan fintech, termasuk paylater, akan lebih tinggi dibandingkan kartu kredit. 

Dia juga menyimpulkan biasanya kartu kredit melekat dengan kalangan Baby Boomers dan Gen X. Adapun Millenial dan Gen Z cenderung menyukai pinjaman online. 

Sebelumnya, Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menyampaikan ada kecenderungan peralihan pengguna kartu kredit ke fintech peer to peer (P2P) lending atau pinjaman online (pinjol).

Peneliti Ekonomi Digital Indef Nailul Huda menerangkan kecenderungan peralihan itu bisa terlihat berdasarkan data yang dihimpun bahwa pertumbuhan kartu kredit hanya mencapai 0,8% per Desember 2022. Adapun pertumbuhan pinjaman online mencapai 71% pada Desember 2022 dan 18% hingga Juli 2023. 

Baca Juga: Maucash Nilai Pengguna Kartu Kredit Saat Ini Tak Banyak Beralih ke Fintech Lending

"Hal itu yang mengindikasikan adanya perpindahan pengguna kartu kredit ke pinjol," ucapnya dalam diskusi publik Indef, Senin (11/9).

Nailul menyampaikan karena adanya perubahan teknologi, membuat penerbitan kartu kredit menjadi menurun. Saat pandemi Covid-19 pada 2020 hingga 2022, pertumbuhan rata-rata hanya 0,8%. Dia menilai hal itu juga yang menyebabkan pengguna kartu kredit beralih ke pinjol.

Hal itu diperkuat dari data penyaluran fintech P2P lending atau pinjol pada 2022 yang meningkat tajam. Adapun penyaluran pinjaman online mencapai Rp 23 triliun hingga Maret 2023.

"Kemungkinan besar ada orang yang tak dapat meminjam atau menerbitkan kartu kredit, mereka beralih ke fintech P2P lending," katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi