Ada perombakan direksi BUMN, begini respons pasar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir melakukan perombakan direksi di Kementerian BUMN maupun di perusahaan-perusahaan milik negara, antara lain PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA).

Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee mengatakan, adanya perombakan pada seluruh struktur pejabat di lingkungan BUMN ini merupakan sentimen yang positif bagi pasar.

“Harapannya kinerja BUMN menguat dan bergerak baik. Di Indonesia BUMN mempunyai peran yang penting karena size ekonomi kita lebih banyak dikendalikan oleh BUMN,” kata Hans kepada Kontan.co.id, Senin (9/12).


Baca Juga: IHSG naik tipis hari ini, simak proyeksi analis untuk perdagangan Selasa (10/12)

Sektor BUMN di akhir tahun yang menarik menurut Hans adalah sektor perbankan seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), BMRI, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).

Selain itu Hans melihat saham di  sektor konstruksi terbilang murah seperti PT PP Tbk (PTPP), PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI).

Meski masih menarik, Hans menjelaskan untuk tahun ini rata-rata perolehan laba tumbuh melambat. Rata-rata emiten naik di kisaran 5%-8%.

Hans menjelaskan, perlambatan  terjadi karena faktor perang dagang yang memperlambat ekonomi. Perang dagang ini menjadi sesuatu yang sangat penting bagi global dunia karena setiap Amerika Serikat (AS) menaikkan tarif ekonomi dan ekonomi dunia melambat, Indonesia tidak terlalu diuntungkan karena komoditasnya banyak digunakan di berbagai Negara dan perang dagang masih menjadi isu utama.

“Risiko kita adalah perluasan perang dagang itu sendiri karena Donald Trump mengancam ke Amerika Latin terkait pelemahan nilai tukar yang dianggap oleh dia merugikan bagi petani-petani di Amerika, jadi ini katalis yang cukup banyak menjadi perang dagang. Ini mempengaruhi ekonomi kita melalui emiten-emiten,” katanya.

Baca Juga: Awak kabin Garuda mengadu ke Erick Thohir soal dosa-dosa Ari Askhara

Mengenai perang dagang, Hans mengatakan nanti akan ada keputusan di 15 Desember. Di tanggal tersebut adalah batas waktu Amerika untuk menaikkan tarif dan kalau tidak ada kesepakatan di minggu-minggu ini kemungkinan akan tetap menaikkan tarif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi