Ada Potensi Inflasi Tinggi Saat Bulan Ramadan, Begini Kesiapan Pemerintah



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Tren inflasi dalam dua bulan pertama tahun 2023 ini memang cenderung menurun. 

Namun waspadalah, ancaman inflasi tinggi masih mengintai.

Para ekonom memprediksi, bakal terjadi lonjakan inflasi selama Ramadan dan Lebaran. 


Dan, Ramadan bakal dimulai akhir bulan ini yang dilanjutkan dengan Lebaran pada akhir bulan depan. 

Baca Juga: Inflasi Semester I-2023 Diprediksi Masih Tinggi, akan Ditekan Turun di Semester II

Pada periode itu terbuka peluang tren inflasi merangkak naik.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira memprediksi, inflasi Ramadan dan Lebaran 5,8% sampai 6,7% secara tahunan. 

"Inflasi Ramadan kali ini mungkin yang tertinggi sejak 2013,"Kata Bhima ke KONTAN, Minggu (5/3).

Menurutnya, komponen harga bergejolak dan harga yang diatur pemerintah akan naik bersamaan. 

Kondisi ini masih diperparah dengan kelangkaan minyak goreng, kenaikan harga beras.

Tak hanya itu saja, komponen pencetus inti juga akan turut menyulut inflasi pada Ramadan. 

Sebab permintaan masyarakat akan dilepas saat Lebaran tahun ini.

Baca Juga: Kinerja Reksadana Saham Minus pada Februari, Begini Strategi MI Kelola Dana

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut, pemerintah akan terus memantau harga pangan menjelang Ramadan. 

Tak hanya itu, pemerintah bakal mengguyur bantuan sosial beras yang diberikan mulai Maret hingga Mei 2023. 

Masyarakat akan menerima bantuan sosial selama tiga bulan ke depan. Namun, pemerintah belum menjelaskan besaran anggaran berikut jumlah penerima bantuan tersebut.

Selain itu, pemerintah akan menggelindingkan bantuan telur dan ayam. "Itu buat penerima PKH (program keluarga harapan) serta bantuan pangan nontunai," katanya, Minggu (5/3). 

Upaya lainnya adalah dengan menjaga stabilitas harga tiket moda transportasi mudik termasuk tiketpesawat selama periode mudik Lebaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli