KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Bank Indonesia (BI) melaporkan masih ada potensi likuiditas sebesar Rp 122 triliun dari kebijakan insentif makropudensial berupa pemotongan setoran Giro Wajib Minimum (GWM). Potensi likuiditas itu yang bisa dimanfaatkan perbankan untuk mendorong pertumbuhan kredit pada tahun 2024. Seperti yang diketahui, kebijakan insentif BI berupa pemotongan setoran GWM perbankan yang turun menjadi 4% dari DPK diharapkan dapat mendorong perbankan untuk menyalurkan kredit lebih gencar ke sektor prioritas. Seperti hilirisasi mineral dan batubara (minerba), dan non minerba seperti sektor pangan, pertanian, perikanan, peternakan, perumahan, hingga UMKM. Deputi Gubernur BI Juda Agung menyebut, sejak kebijakan insentif likuiditas makropudential diberlakukan pada Oktober 2023 lalu, tercatat realisasi insentif tersebut sudah mencapai Rp 163 triliun yang diberikan kepada bank-bank yang menyalurkan kredit ke sektor prioritas.
Ada Potensi Insentif GWM Rp 122 Triliun Bisa Dimanfaatkan Bank untuk Dorong Kredit
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Bank Indonesia (BI) melaporkan masih ada potensi likuiditas sebesar Rp 122 triliun dari kebijakan insentif makropudensial berupa pemotongan setoran Giro Wajib Minimum (GWM). Potensi likuiditas itu yang bisa dimanfaatkan perbankan untuk mendorong pertumbuhan kredit pada tahun 2024. Seperti yang diketahui, kebijakan insentif BI berupa pemotongan setoran GWM perbankan yang turun menjadi 4% dari DPK diharapkan dapat mendorong perbankan untuk menyalurkan kredit lebih gencar ke sektor prioritas. Seperti hilirisasi mineral dan batubara (minerba), dan non minerba seperti sektor pangan, pertanian, perikanan, peternakan, perumahan, hingga UMKM. Deputi Gubernur BI Juda Agung menyebut, sejak kebijakan insentif likuiditas makropudential diberlakukan pada Oktober 2023 lalu, tercatat realisasi insentif tersebut sudah mencapai Rp 163 triliun yang diberikan kepada bank-bank yang menyalurkan kredit ke sektor prioritas.