Ada Potensi Kelebihan Pasokan Unggas, Intip Rekomendasi Saham Japfa (JPFA)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) dinilai masih cukup solid di 2023. Terlebih, penjualan JPFA akan didukung oleh konsumsi domestik yang tangguh dan momentum Ramadan.

Analyst MNC Sekuritas Raka Junico W dalam riset 5 April 2023 memaparkan, pendapatan JFPA sepanjang 2022 mencapai Rp 49 triliun, atau melonjak 9,1% dibandingkan tahun sebelumnya di 2021 sebesar Rp 44,9 triliun. Kenaikan pendapatan didukung oleh ASP yang lebih tinggi ditambah dengan peningkatan volume terutama di segmen pakan.

Namun, laba bersih JPFA tercatat turun 29,8% menjadi Rp 1,4 triliun dibandingkan tahun sebelumnya di 2021 sebesar Rp 2 triliun. 


Raka mengatakan penurunan laba bersih ditekan oleh kontraksi margin di peternakan komersial pada 2022 sebesar 3,9% dibandingkan 2021 yang hanya 1,9%. Adapun biaya input yang lebih tinggi, menyeret keuntungan dari segmen pakan dan unggas. 

Baca Juga: Kinerja Saham Sektor Poultry Negatif, Bagaimana Rekomendasi Analis?

Di sisi lain, seiring dengan kuota impor grand parent stock (GPS) sebesar 642.000 di 2021, Raka memperkirakan akan adanya kelebihan pasokan unggas hidup sekitar 304 juta hingga 430 juta di sepanjang 2023. 

"Kami berharap pemerintah melakukan pemusnahan tambahan sebanyak 200 juta-326 juta sepanjang tahun untuk menstabilkan harga unggas hidup di atas harga referensi," kata Raka. 

Adapun, sentimen yang dapat meningkatkan kinerja JAPFA berasal dari konsumsi karkas nasional yang terus meningkat, disertai dengan konsumsi domestik yang tangguh, lalu lintas hotel, restoran, cafe (Horeca) yang lebih tinggi, periode pemilihan dan momentum Ramadan.

Baca Juga: Rekomendasi Saham Hari Ini untuk Membantu Atur Portofolio di Awal Kuartal II-2023

Rico memperkirakan bahwa EBITDA dapat meningkat paling banyak 8,4% di sepanjang 2023 dibandingkan tahun 2022 sebesar 7,7%, tetapi angka tersebut masih di bawah rata-rata 5 tahun sebelumnya yang sebesar 10,1% karena masih ada hambatan yang membayangi, terutama dari peningkatan biaya input yang dapat merusak profitabilitas.

Raka merevisi target harga untuk Japfa dari sebelumnya Rp 2.050 menjadi Rp 1.500 karena memangkas laba bersih di 2023 sebesar 28,7%. Namun, masih memandang valuasi JPFA menarik karena saat ini diperdagangkan mendekati level -1 STD PE Ratio (5-mean-average) dari 9,5x. 

"Risiko penurunan meliputi volume penjualan yang lebih rendah dari perkiraan dan lemahnya harga DOC & Broiler," tuturnya. 

Raka merekomendasikan beli untuk JPFA dengan target harga Rp 1.500, menyiratkan PE/PBV 8,0x/1,0x di 2023. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati