KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar saham global saat ini sedang tidak stabil. Dalam situasi seperti ini, saham yang memiliki dasar fundamental yang kuat bisa menjadi pilihan bagi para investor. Mirae Asset Sekuritas Indonesia menyarankan agar investor melakukan transaksi jangka pendek pada saham-saham yang memiliki fundamental kuat dan juga memperhatikan kondisi makroekonomi serta pergerakan pasar saham global yang sangat fluktuatif. Head of Investment Solution Mirae Asset Sekuritas Roger MM mengatakan bahwa salah satu cara untuk memantau fundamental saham adalah dengan melihat laporan keuangan emiten pada semester pertama 2024.
"Investor juga bisa memanfaatkan momen saat pasar mengalami penurunan untuk membeli saham-saham yang memiliki fundamental kuat," ujarnya dalam
Media Day: Agustus 2024, Kamis (8/8).
Baca Juga: Minat Investor di Pasar Modal Diperkirakan Bakal Naik di Semester II 2024 Roger memprediksi bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan mencapai level 7.585 pada akhir tahun 2024. Artinya, masih ada potensi kenaikan 5,42% dari penutupan perdagangan kemarin di 7.195. “Pilihan saham berfundamental kuat yang bisa dilirik adalah ACES, ASII, BBRI, BBCA, BMRI, CPIN, MAPI, MYOR, dan TLKM,” paparnya. Roger menjelaskan bahwa fluktuasi pasar yang tinggi terlihat dari pergerakan harga saham yang besar, baik naik maupun turun, di hampir seluruh dunia. Pergerakan ini terutama terlihat di beberapa negara utama dalam sepekan terakhir. "Pergerakan tersebut juga dipengaruhi oleh ketidakpastian terkait ancaman resesi di Amerika Serikat (AS), yang menyebabkan peningkatan nilai dolar AS dan harga emas dunia," tambahnya.
Baca Juga: Wall Street Menguat di Awal Perdagangan Kamis (8/8), Data Pekerjaan Menenangkan Pasar Untuk mengatasi ancaman resesi, bank Sentral AS Federal Reserve (The Fed), kemungkinan akan menurunkan suku bunga acuannya sebesar 25-50 basis poin (bps) pada bulan September. Secara total, The Fed berencana memangkas suku bunga hingga maksimal 125 bps hingga akhir tahun ini. Satu persen setara dengan 100 bps.
Faktor lain yang memengaruhi kondisi ekonomi dan pasar saham global adalah potensi ketidakpastian jika Donald Trump terpilih sebagai presiden lagi, perlambatan ekonomi di AS dan China, serta ketegangan geopolitik, terutama di Timur Tengah. Meskipun pasar global sangat fluktuatif, di dalam negeri, Roger percaya bahwa kondisi makroekonomi dan pasar modal masih akan stabil. "Bank Indonesia (BI) masih memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga acuannya (BI Rate) hingga 50 bps pada akhir tahun, menjadi 5,75% dari posisi saat ini yaitu 6,25%," ungkapnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati