Ada Potensi Ketidakadilan Ditengah Dominasi Layanan Pengiriman Marketplace



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Asosiasi Logistik Indonesia (ALI), Mahendra Rianto meyoroti adanya potensi ketidakadilan ditengah meningkatnya dominasi layanan pengiriman dari marketplace seperti Shopee Express (SPX) dan Gosend di pasar pengiriman e-commerce Indonesia. 

Menurut Mahendra, meskipun fenomena ini merupakan bagian dari strategi bisnis marketplace, praktik seperti ini menimbulkan tantangan bagi perusahaan logistik konvensional seperti JNE, J&T, dan Lion Parcel.

Mahendra menjelaskan bahwa layanan pengiriman in-house dari marketplace sah-sah saja dalam konteks strategi bisnis. Namun, ia menyoroti adanya potensi ketidakadilan jika marketplace memberikan keuntungan hanya kepada perusahaan logistik dalam grupnya tanpa membuka kesempatan bagi perusahaan logistik independen melalui tender yang terbuka. 


"Ketika e-commerce menunjuk perusahaan logistik dari grupnya sendiri tanpa proses tender yang adil, maka di sini letak masalahnya. Hal ini dapat menghalangi perusahaan logistik lain untuk bersaing secara sehat," ujar Mahendra saat dihubungi KONTAN, Rabu (2/10).

Baca Juga: Menilik Strategi JNE Hadapi Tantangan Pasar Logistik Marketplace

Meningkatnya dominasi SPX dan Gosend menimbulkan kekhawatiran bagi perusahaan logistik lokal. Mahendra menegaskan bahwa perusahaan-perusahaan seperti JNE, J&T, dan Lion Parcel memiliki hak untuk mendapatkan akses yang setara dalam pasar pengiriman e-commerce. 

"Kami melihat bahwa jika praktik bisnis seperti dumping harga atau memberikan ongkir gratis secara besar-besaran terus terjadi, ini dapat merusak persaingan. Beberapa perusahaan logistik besar terpaksa merugi hanya untuk mendukung induk e-commerce mereka. Ini tidak sehat dan dapat mematikan persaingan bagi perusahaan lokal," kata Mahendra.

Mahendra juga menyebutkan bahwa kasus seperti ini pernah diajukan kepada Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) terkait dugaan monopoli SPX. Namun, hingga kini belum ada tindakan konkret yang diambil. "Jika KPPU menemukan adanya monopoli, harus ada tindakan yang nyata. Kami mempertanyakan siapa yang menjadi wasit dalam mengawasi persaingan ini," tambahnya.

Untuk menghadapi persaingan dengan layanan pengiriman dari marketplace, Mahendra menekankan pentingnya regulasi yang adil. Ia juga menyoroti bahwa pemerintah perlu memperkuat pengawasan terkait praktik yang tidak sehat seperti penjualan rugi (dumping) untuk meraup pasar. 

"Ada undang-undang yang mengatur bahwa perusahaan tidak boleh menjual rugi demi menguasai pasar. Kami meminta penerapan hukum yang tegas untuk melindungi perusahaan lokal," ujarnya.

ALI juga mendorong perusahaan logistik lokal untuk terus meningkatkan daya saing mereka, baik melalui inovasi teknologi, peningkatan efisiensi operasional, maupun pelayanan yang lebih baik. 

"Kolaborasi atau merger tidak harus menjadi solusi utama. Yang penting adalah persaingan yang sehat dan adil. Perusahaan logistik lokal harus tetap bisa bersaing di tanah airnya sendiri," tegas Mahendra.

Dalam menghadapi perubahan tren pengiriman yang dipicu oleh pertumbuhan e-commerce dan layanan pengiriman cepat, ALI berencana untuk membantu anggotanya beradaptasi melalui pelatihan, peningkatan teknologi, dan advokasi kebijakan yang lebih mendukung perusahaan lokal. 

"Industri logistik adalah sektor yang tahan krisis, termasuk di masa pandemi Covid-19. Perusahaan logistik harus bisa beradaptasi dengan perubahan permintaan pasar dan terus menjadi dominan di industri ini," kata Mahendra.

Ia juga mengingatkan bahwa pemerintah harus mengambil langkah-langkah untuk memastikan persaingan yang adil dan mendorong pertumbuhan logistik lokal. 

"Kami meminta agar regulasi yang ada diterapkan dengan tegas, dan perusahaan logistik asing yang masuk ke Indonesia juga mengikuti aturan yang ada. Ini bukan soal perlindungan, tapi soal fairness," pungkasnya.

Baca Juga: Bisnis E-Commerce Indonesia Makin Ketat di Tengah Rumor Ekspansi Temu

Selanjutnya: Gopay Rilis Fitur Baru Split Bill, Begini Keunggulannya

Menarik Dibaca: Bunga Deposito Bank DBS di Bulan Oktober 2024 Tertinggi 5,00%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Sulistiowati