JAKARTA. Pemotongan anggaran pada sejumlah Kementrian/lembaga ternyata berdampak besar pada penyerapan tenaga kerja. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas, Armida Alisjahbana menjelaskan pemotongan anggaran K/L sebesar 30% diperkirakan menurunkan kesempatan lapangan kerja untuk 812,2 ribu orang.Berdasarkan data Bappenas, jika anggaran untuk membuka lapangan kerja baru tetap Rp 140,082 triliun sesuai dengan APBN 2014 maka pemerintah dapat membuka lapangan pekerjaan untuk 3.012,1 ribu pekerja. Sedangkan pada RAPBN 2014 yang diajukan pemerintah, anggaran untuk membuka lapangan kerja turun menjadi Rp 99,847 triliun, sehingga pemerintah pada akhirnya hanya mampu membuka lapangan kerja untuk 2.200 ribu pekerja saja. Pemotongan anggaran sebesar Rp 33 triliun dari anggaran Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Perhubungan dapat mengurangi kegiatan pembangunan infrastruktur dan berpotensi mengurangi peluang kerja hingga 500 ribu pekerja. Asal tahu saja, disamping mengurangi terbukanya lapangan kerja baru, pemotongan anggaran ini juga berpotensi untuk penurunan pendapatan pekerja. Dikerkirakan Bappenas jumlah pendapatan pekerja akan berkurang Rp 178 ribu per orangnya.Pengurangan anggaran tersebut juga berdampak pada menurunan kinerja terhadap program-program yang ditUjukan untuk meningkatakan kapastias lapangan pekerjaan. Program - program seperti pelatihan, pemagangan, dan pengembangan kapasitas usaha dan kewirausahaan yang semula ditargetkan mampu menjangkau 657.207 pekerja diperkirakan jumlahnya akan berkurang 200.000 orang dari target. Hal ini sebabkan anggaran Rp 1.603 miliar untuk program-program ini harus dipotong sebesar 30%. Meski demikian Armida bilang bahwa kita sebenarnya tidak perlu terlalu khawatir karena yang menyumbang lapangan kerja terbesar berasal dari sektor swasta. Maka dari itu sektor- sektor swsata perlu mendapat dukungan dari pemerintah. "Supaya jangan banyak hambatan," ujar Armida.Armida menjelaskan bahwa investasi dari Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) menyerap banyak tenaga kerja. Reaslisasi kuartal I 2014, penyerapan tenaga kerja PMA PMDN mencapai 67.697 pekerja, sementara PMA mampu menyerap tenaga kerja hingga 192.459 pekerja. Berarti pada kuartal 1 2014 ini, investasi di kedua bidang ini mampu membuka lapangan pekerjaan untuk 260.156 pekerja. Analis Kebijakan Publik Dinna Wisnu bilang, seharusnya jangan berharap banyak pada penyerapan tenaga kerja dari sektor swasta. Dinna menjelaskan investasi yang dilakukan swasta tentu hanya berfokus pada daerah-daerah tertentu, sehingga penyerapan tenaga kerja nantinya tidak akan merata di seluruh Indonesia. Dinna bilang tanggung jawab membuka lapangan pekerjaan baru bukan hanya tanggung jawab BAPPENAS tapi ini bagian dari tanggung jawab pemerintah. Menurutnya pengetatan anggaran yang dilakukan pemerintah, akan berdampak langsung pada rendahnya pertumbuhan ekonomi. Sedangkan pertumbuhan ekonomi akan sangat berpengaruh pada pembukaan lapangan pekerjaan. "Ini karena perencaan APBN yang tidak baik. Asumsi anggaran untuk subsidi BBM terlalu rendah," jelas Dinna.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Ada potensi penambahan pengangguran 800 ribu orang
JAKARTA. Pemotongan anggaran pada sejumlah Kementrian/lembaga ternyata berdampak besar pada penyerapan tenaga kerja. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas, Armida Alisjahbana menjelaskan pemotongan anggaran K/L sebesar 30% diperkirakan menurunkan kesempatan lapangan kerja untuk 812,2 ribu orang.Berdasarkan data Bappenas, jika anggaran untuk membuka lapangan kerja baru tetap Rp 140,082 triliun sesuai dengan APBN 2014 maka pemerintah dapat membuka lapangan pekerjaan untuk 3.012,1 ribu pekerja. Sedangkan pada RAPBN 2014 yang diajukan pemerintah, anggaran untuk membuka lapangan kerja turun menjadi Rp 99,847 triliun, sehingga pemerintah pada akhirnya hanya mampu membuka lapangan kerja untuk 2.200 ribu pekerja saja. Pemotongan anggaran sebesar Rp 33 triliun dari anggaran Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Perhubungan dapat mengurangi kegiatan pembangunan infrastruktur dan berpotensi mengurangi peluang kerja hingga 500 ribu pekerja. Asal tahu saja, disamping mengurangi terbukanya lapangan kerja baru, pemotongan anggaran ini juga berpotensi untuk penurunan pendapatan pekerja. Dikerkirakan Bappenas jumlah pendapatan pekerja akan berkurang Rp 178 ribu per orangnya.Pengurangan anggaran tersebut juga berdampak pada menurunan kinerja terhadap program-program yang ditUjukan untuk meningkatakan kapastias lapangan pekerjaan. Program - program seperti pelatihan, pemagangan, dan pengembangan kapasitas usaha dan kewirausahaan yang semula ditargetkan mampu menjangkau 657.207 pekerja diperkirakan jumlahnya akan berkurang 200.000 orang dari target. Hal ini sebabkan anggaran Rp 1.603 miliar untuk program-program ini harus dipotong sebesar 30%. Meski demikian Armida bilang bahwa kita sebenarnya tidak perlu terlalu khawatir karena yang menyumbang lapangan kerja terbesar berasal dari sektor swasta. Maka dari itu sektor- sektor swsata perlu mendapat dukungan dari pemerintah. "Supaya jangan banyak hambatan," ujar Armida.Armida menjelaskan bahwa investasi dari Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) menyerap banyak tenaga kerja. Reaslisasi kuartal I 2014, penyerapan tenaga kerja PMA PMDN mencapai 67.697 pekerja, sementara PMA mampu menyerap tenaga kerja hingga 192.459 pekerja. Berarti pada kuartal 1 2014 ini, investasi di kedua bidang ini mampu membuka lapangan pekerjaan untuk 260.156 pekerja. Analis Kebijakan Publik Dinna Wisnu bilang, seharusnya jangan berharap banyak pada penyerapan tenaga kerja dari sektor swasta. Dinna menjelaskan investasi yang dilakukan swasta tentu hanya berfokus pada daerah-daerah tertentu, sehingga penyerapan tenaga kerja nantinya tidak akan merata di seluruh Indonesia. Dinna bilang tanggung jawab membuka lapangan pekerjaan baru bukan hanya tanggung jawab BAPPENAS tapi ini bagian dari tanggung jawab pemerintah. Menurutnya pengetatan anggaran yang dilakukan pemerintah, akan berdampak langsung pada rendahnya pertumbuhan ekonomi. Sedangkan pertumbuhan ekonomi akan sangat berpengaruh pada pembukaan lapangan pekerjaan. "Ini karena perencaan APBN yang tidak baik. Asumsi anggaran untuk subsidi BBM terlalu rendah," jelas Dinna.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News