Ada potensi rebound, Artha Sekuritas rekomendasikan hold saham Sido Muncul (SIDO)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten di sektor konsumer PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) mencatatkan kinerja positif dan berpotensi akan terus membaik di paruh kedua tahun ini. Oleh karenanya analis Artha Sekuritas merekomendasikan investor untuk tahan (hold) sahamnya karena ada potensi rebound ke depannya.

Analis Artha Sekuritas Frederick Rasali merekomendasikan investor untuk tahan (hold) saham SIDO di target harga Rp 1.160 per saham.

“Target harga ini menyiratkan PER tahun ini akan tumbuh 23,5 kali sedikit di atas PER industri 21,94 kali. Selain itu harga pasar sudah mendekati target harga yang ditetapkan Artha Sekuritas,” jelasnya dalam riset yang dirilis Rabu (7/8).


Baca Juga: Sido Muncul (SIDO) jajaki peluang ekspor ke Asean dan Afrika

Rekomendasi hold ini tetap pada pandangan bahwa SIDO mencatatkan kinerja yang positif. Emiten konsumer ini memiliki eksposur ke pasar asing baru dan memiliki banyak peluang untuk tumbuh yang didukung oleh produk-produknya yang sudah mapan.

Pada tahun ini akan menjadi pijakan untuk pasar ekspor sebelum lepas landas pada 2020 hingga tahun-tahun mendatang.

Melansir laporan keuangannya, kinerja SIDO positif karena laba bersih tumbuh 28,2% year on year (yoy) menjadi Rp 374 Miliar. Perolehan laba ini mencapai 50,9% dari target Artha Sekuritas Indonesia.

Adapun penjualan SIDO hingga akhir Juni 2019 juga mencapai Rp 1,4 triliun atau naik 10,7% yoy dan mencapai 45,9% dari target yang diproyeksikan Arta Sekuritas Indonesia.

Baca Juga: Resmikan pabrik baru, kapasitas produksi Sido Muncul (SIDO) naik 2,5 kali lipat

Perolehan penjualan ini dikatakan karena adanya perlambatan penjualan yang disebabkan hari libur dan masalah eskalasi politik yang sebelumnya terjadi. Pada semester II 2019 mendatang, Frederick penjualan SIDO akan pulih dan meningkatkan ekspansi pasar ekspor.

Frederick menyatakan penjualan domestik SIDO diperkirakan meningkat pada semester II 2019. Momentum Ramadan dan musim pasca-pemilihan tidak berkontribusi banyak terhadap penjualannya di paruh pertama tahun ini.

Demikian juga, SIDO melihat kondisi ekonomi domestik yang lebih stabil pada semester II 2019 dan akan mendorong penjualan melalui iklan yang akan menyerap biaya promosi hingga 13% dari total penjualan. Oleh karena itu, Frederick memproyeksikan perkirakan marjin operasi tidak akan naik lagi di paruh dua mendatang.

SIDO juga telah membentangkan sayapnya lebih luas ke Myanmar dan Kamboja. Proyek perintis pasar ekspor telah mapan pada akhir 2018 ke Nigeria, Filipina dan baru-baru ini Malaysia. Hasilnya penjualan tercatat 3 kali lebih tinggi dari ekspektasi SIDO.

Frederick menjelaskan menyusul keberhasilan ini, SIDO membuka perbatasan baru di Myanmar dan Kamboja. Lewat konsep pengobatan herbal diterima dengan baik di Asia Tenggara, produk SIDO optimis akan menembus pasar Myanmar dan Kamboja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi