Ada produk impor, Asia Pacific Fibers (POLY) targetkan hanya tumbuh 6,4% tahun ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen tekstil PT Asia Pacific Fibers Tbk (POLY) mengatakan kewalahan menghadapi serbuan produk tekstil impor ke pasar domestik. Karena itu, pada tahun ini, POLY memasang target konservatif dengan pertumbuhan sebesar 5,6% - 6,4% saja. 

POLY memandang, kehadiran produk impor berpotensi menghambat pertumbuhan kinerja perusahaan, karena harus bersaing dengan produ  impor yang dijual lebih murah daripada harga produksi dalam negeri.

Assistant President Director Corporate Communications POLY Prama Yudha Amdan mengatakan, pihaknya sudah mulai merasakan dampak kehadiran produk impor ke pasar domestik.


"Jadi kami agak ragu juga apakah bakal baik di 2019 ini, yang sekarang kami akan usahakan bagaimana agar implementasi anti-dumping bisa selesai," terangnya kepada Kontan.co.id, Selasa (16/4).

Menurutnya, tahun ini POLY memproyeksikan pendapatan dikisaran US$ 506 juta sampai US$ 510 juta. Menurut Prama target tersebut tergolong konservatif, hanya naik kisaran 5,6% - 6,4% dibandingkan perolehan tahun 2018 kemarin US$ 479 juta.

Di tahun 2018, memang diakui ada pertumbuhan lantaran pengetatan impor. Namun saat ini, POLY mengaku kesulitan menghadapi kecenderungan pelanggan, yang mana merupakan pelaku hilir tekstil, yang biasanya membeli on the spot atau kontrak jangka pendek kisaran per tiga bulan lantaran fluktuasi harga komoditas TPT global yang terjadi.

"Biasanya dua bulan jelang lebaran ada kenaikan, namun geliat tersebut belum terasa saat ini. Kami menduga setelah pemilu pasar dapat bergairah lagi," ujar Prama.

Sampai akhir tahun 2018 kemarin penjualan lokal masih mendominasi bisnis perseroan sebanyak 82% atau senilai US$ 396 juta. Penjualan lokal mengalami kenaikan 18% year on year (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya US$ 333 juta.

Penyumbang pasar domestik berasal dari produk fibre dan yarn yang masing-masing tumbuh 29% dan 13,2% yoy yang nilainya mencapai US$ 176 juta dan US$ 180 juta. Kedepannya Prama berharap ada komitmen antar industri hilir dan hulu tekstil agar dapat menyerap penggunaan produk dalam negeri. Selain pasar domestik, POLY juga terkerek akibat perang dagang AS dengan China.

Penjualan ekspor POLY tercatat tumbuh 23,8% dari US$ 63 juta di 2017 menjadi US$ 78 juta di 2018. Prama menyebutkan bahwa porsi penjualan ke AS mengalami pertumbuhan sepanjang tahun lalu dan perusahaan mampu bersaing dengan produsen TPT negara kompetitor seperti Vietnam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli