KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintahan Presiden Terpilih Prabowo Subianto bakal meluncurkan program
medical check up gratis mulai tahun 2025. Program ini rencananya akan menyasar 52 juta penduduk dengan anggaran awal yang dialokasikan sebesar Rp 3,3 triliun. Program tersebut tampaknya akan menjadi katalis positif bagi emiten kesehatan khususnya rumah sakit. Founder Stocknow.id Hendra Wardana mengatakan program ini akan membawa dampak positif bagi emiten rumah sakit karena dapat meningkatkan volume pasien dan pendapatan jangka panjang.
Baca Juga: Saham Emiten Kesehatan Semakin Bugar Namun, untuk memastikan keberlanjutan ini penting bagi pemerintah untuk menjamin kepastian waktu pembayaran kepada rumah sakit. "Jika tidak, maka ada risiko rumah sakit mengalami kesulitan likuiditas yang dapat merugikan kinerja keuangan mereka," kata Hendra kepada Kontan, Kamis (11/10). Bagi para investor, terdapat beberapa aspek penting yang perlu dicermati. Kemampuan manajemen rumah sakit dalam mengelola peningkatan volume pasien dan arus kas harus diperhatikan, serta respons pemerintah terhadap mekanisme pembayaran. Selain itu, kondisi makroekonomi, regulasi yang berpotensi mengubah lanskap industri dan tren demografis juga menjadi faktor yang dapat memengaruhi keputusan investasi. Hendra melihat prospek emiten rumah sakit ke depannya terlihat cerah. Selain adanya program cek kesehatan gratis, ekspansi rumah sakit dan meningkatnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan, populasi yang semakin menua, serta peningkatan akses terhadap layanan kesehatan juga menjadi faktor pendorong yang signifikan. "Semua ini bisa menjadi katalisator pertumbuhan pendapatan yang kuat bagi emiten di sektor ini," ujarnya. Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus memprediksi bahwa program tersebut akan berdampak positif pada emiten yang bergerak di bidang kesehatan tidak hanya rumah sakit. "Emiten seperti Prodia (PRDA) pun kalau mendapatkan kerja sama tersebut, hal ini akan memberikan katalis positif," jelas Nico kepada Kontan, Kamis (10/10). Menurut Nico, program ini menjadi bagian dari pengembangan sumber daya manusia, mulai dari kesehatan, gizi, hingga pendidikan untuk menciptakan sumber daya manusia yang lebih baik lagi ke depannya.
Baca Juga: Bidik Ekspansi Rumah Sakit di Kawasan Baru, Bundamedik Pertimbangkan IKN Nico menyarankan untuk para investor memastikan terlebih dahulu seberapa jauh program tersebut akan diimplementasikan nantinya. Sebab, program yang terlihat saat ini masih gambaran umum. "Sehingga kita dapat menentukan dengan tepat, emiten mana yang mendapatkan sentimen positif tersebut," tuturnya. Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo menyampaikan bahwa pihaknya belum bisa melihat dampak dari kebijakan tersebut. "Karena hal ini harus diketahui bagaimana skemanya dan rumah sakit mana yang mendapat project ini," ucap Azis kepada Kontan, Kamis (11/10). Di sisi lain, adanya fokus pemerintah mengenai kesehatan masyarakat juga menjadi sentimen positif bagi emiten rumah sakit, tetapi perlu dicermati kembali skema yang akan diberlakukan.
Azis merekomendasikan untuk trading buy PT Medikaloka Hermina Tbk (
HEAL) dengan target harga Rp 1.700 per saham. Kemudian, Nico merekomendasikan untuk mencermati saham PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (
MIKA) dengan target harga Rp 3.300 per saham. Sementara, Hendra merekomendasikan untuk melirik sejumlah saham seperti PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (
MIKA), PT Siloam International Hospitals Tbk dan PT Medikaloka Hermina Tbk (
HEAL) dengan target harga masing-masing Rp 3.300, Rp 3.450 dan Rp 1.800 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi