PSBB berlaku lagi, kinerja reksadana pendapatan tetap diprediksi paling tinggi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Volatilitas pasar keuangan meningkat seiring terus bertambahnya jumlah kasus positif Covid-19. Meski begitu, para manajer investasi optimistis dalam jangka panjang reksadana saham berpotensi beri imbal hasil tinggi. Walaupun, di tahun ini, kinerja reksadana pendapatan tetap diproyeksikan jadi jawara.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Kamis (10/9), sempat anjlok 5% ke bawah 4.900. Namun, Jumat (11/9) IHSG kembali naik 2,56% ke level 5.016.

Head of Investment Avrist AM Farash Farich mengatakan, IHSG sempat terkoreksi dalam karena respons awal dan antisipasi investor terhadap akan diberlakukannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Ke depan Farash masih optimistis pasar saham akan tumbuh kembali.


Menurutnya, dampak PSBB jilid II ini tidak akan sama seperti PSBB pertama Maret lalu. "Saya rasa bila PSBB kali ini memang dapat mengerem laju kasus baru Covid maka PSBB tidak akan berjalan lama," kata Farash, Jumat (11/9).

Baca Juga: Dana kelolaan industri reksadana naik dalam lima bulan berturut-turut

Alhasil, PSBB yang berlangsung dalam jangka pendek tidak memiliki pengaruh signifikan pada bisnis emiten. Sebaliknya, jika PSBB berlangsung lama maka akan membawa dampak negatif pada bisnis properti, rietl, rumah sakit, otomotif dan perbankan.

Namun, sektor telekomunikasi, fast moving consumer goods serta turunannya sepertie emiten perkebunan dan farmasi akan mendapat sentimen positif.

Fampak koreksi IHSG di pekan lalu, kata Farash, tidak seekstrem di bulan Maret lalu. "Proyeksi pertumbuhan IHSG belum akan berubah jadi menurun," kata Farash.

Bila dibandingkan hingga akhir tahun, ujar Farash, prospek kinjera reksadana pendapatan tetap masih akan lebih tinggi dari pada reksadana saham.

Menurut Farash, prospek pasar obligasi di tahun ini tersokong oleh sentimen positif dari banjirnya likuditas. Ia mengamati likuiditas perbankan sangat mendukung kinerja obligasi terutama pada jangka waktu lima tahun ke bawah.

Namun, untuk jangka panjang, reksadana saham tetap berpotensi memberikan imbal hasil yang paling tinggi. "Valuasi saham sudah terdiskon," kata Farash.

Selanjutnya: Investor lebih matang, dana kelolaan industri reksadana terus naik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat