Ada RDG BI dan Pendaftaran Capres, Cek Arah IHSG dan Rekomendasi Saham Kamis (19/10)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar saham akan dibayang-bayangi dua sentimen penting dari dalam negeri. Yakni hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) terkait suku bunga acuan serta memanasnya tensi politik usai pendaftaran Calon Presiden & Wakil Presiden (capres - cawapres).

Kedua sentimen itu berpotensi menjadi penentu arah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis (19/10). Dari sentimen politik, pasangan Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo - Mahfud MD berencana mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada hari ini.

Pengamat Pasar Modal & Founder WH-Project William Hartanto mengamati sejak perdagangan kemarin (18/10), sentimen politik sudah mulai terasa.  "Adanya berita-berita politik yang melibatkan tokoh tertentu dan memiliki posisi di saham tertentu maka itu akan menjadi sentimen untuk saham tersebut," kata William, Kamis (19/10).


Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham PGEO, UNVR, dan META Untuk Perdagangan Kamis (19/10)

Head of Research NH Korindo Sekuritas Indonesia Liza Camelia Suryanata turut menyoroti sentimen politik. Pelaku pasar pun tampak mulai berhitung peta politik yang terbentuk dalam bursa capres - cawapres. 

Di sisi yang lain, para investor akan memantau pengumuman hasil RDG BI siang nanti.

Pasar menanti arah suku bunga acuan di tengah gempuran naiknya yield US Treasury serta goyahnya nilai tukar rupiah. NH Korindo Sekuritas Indonesia (NHKSI) Research menilai dengan adanya faktor ketidakpastian yang cukup tinggi, tak heran IHSG tak kunjung mampu melewati resistance krusial di level 6.950.

"NHKSI Research menyarankan para investor atau trader untuk masih pertahankan sikap wait & see dan memperhatikan ke mana animo market bergerak menyikapi keputusan RDG BI," kata Liza.

Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto sepakat, hari ini pasar menantikan pengumuman tingkat suku bunga Bank Indonesia yang diperkirakan oleh konsensus akan dipertahankan pada level 5,75%. "Menarik diperhatikan apakah pelemahan rupiah beberapa waktu belakangan ini dapat mendorong kenaikan suku bunga dan bagaimana paparan outlook ekonomi ke depan," ungkap Pandhu.

Secara keseluruhan, Pandhu melihat sentimen dari intermarket cenderung negatif sehingga investor akan lebih berhati-hati dalam menentukan posisi. Sedangkan secara teknikal, Analis RHB Sekuritas Indonesia Muhammad Wafi menjelaskan dari perdagangan kemarin IHSG terlihat melakukan koreksi dengan bearish harami candle dan masih menguji resistance garis MA (20,50) dengan volume rendah.

Wafi memprediksi, jika mampu breakout resistance garis MA (20,50) maka IHSG akan mengkonfirmasi sinyal breakout dari fase sideways menuju ke fase bullish. 

Baca Juga: IHSG Hari Ini Terancam Koreksi Lagi, Intip Rekomendasi Saham untuk Kamis (19/10)

"Namun jika tidak mampu breakout resistance garis MA(20,50) maka berpeluang untuk kembali melakukan koreksi dan menguji support garis MA100," terang Wafi.

Wafi memperkirakan, rentang pergerakan IHSG saat ini berada dikisaran 6.825 hingga 7.000. William memproyeksikan IHSG berpotensi bergerak mixed dengan kecenderungan melemah dalam rentang 6.823 – 7.000.

Sementara Liza menilai IHSG hari ini masih berpotensi konsolidasi - sideways. Hitungan Liza, support terdekat IHSG ada di level 6.910 dan 6.890 - 6.878 sedangkan resistance ada di 6.950 - 6.970 dan  7.000 - 7.060.

Berikut rekomendasi saham dari masing-masing analis dan sekuritas:

Head of Research NH Korindo Sekuritas Indonesia Liza Camelia Suryanata

1. PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL)

Rekomendasi: Speculative Buy  Entry Level: Rp 1.375 - Rp 1.345 Average Up >Rp 1.380 - Rp 1.405 Target: Rp 1.450 / Rp 1.490 - Rp 1.500 / Rp 1.530 - Rp 1.545 Stoploss: Rp 1.320.

2. PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN)

Rekomendasi: Buy   Entry Level: Rp 1.145 - Rp 1.125 Average Up > Rp 1.160 Target:  Rp 1.240 Stoploss:  Rp 1.080.

3. PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO)

Rekomendasi: Buy Entry Level: Rp 2.840 - Rp 2.800 Average Up > Rp 2.880. Target : Rp 2.970 - Rp 3.000 / Rp 3.150 - Rp 3.200 Stoploss: Rp 2.710.

4. PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN)

Rekomendasi: Speculative Buy Entry Level: Rp 5.350 Average Up > Rp 5.400 - Rp 5.425 Target: Rp 5.675- Rp 5.775 / Rp 5.950- Rp 6.000 Stoploss: Rp 5.150.

5. PT Pakuwon Jati Tbk (PWON)

Rekomendasi: Speculative Buy Entry Level: Rp  420 Average Up > Rp 422 - Rp 428 Target: Rp  434 / Rp 446 - Rp 450 Stoploss:  Rp 416.

Founder WH-Project William Hartanto

1. PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC)

Rekomendasi: buy, support Rp 1.495, resistance Rp 1.700.

Indikasi penguatan dengan terbentuknya golden cross MA5 dan MA20.

2. PT Jaya Real Property Tbk (JRPT)

Rekomendasi: buy, support Rp 650, resistance Rp 715.

Trend following. Penguatan konsisten di atas MA5 dan MA20.

3. PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (TRIM)

Rekomendasi: buy, support Rp 262, resistance Rp 292.

Indikasi penguatan dengan terbentuknya golden cross MA5 dan MA20.

Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto:

1. PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP)

Rekomendasi: Buy Rp 10.225 - Rp 10.625, target Rp 11.250 - Rp 11.850,  stoploss Rp 9.875.

2. PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL)

Rekomendasi: Buy Rp 1.300 - Rp 1.370, target Rp 1.470 - Rp 1.530,  stoploss Rp 1.265.

3. PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN)

Rekomendasi: Buy Rp 1.095 - Rp 1.145, target Rp 1.185 - Rp 1.275, stoploss Rp 1.070.

Analis RHB Sekuritas Indonesia Muhammad Wafi

1. PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP)

Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 10.525 dengan target jual di Rp 11.100 hingga Rp 11.850. Cut loss di Rp 10.175.

2. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)

Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 1.840 dengan target jual di Rp 1.920 hingga Rp 2.010. Cut loss di Rp 1.770.

3. PT Harum Energy Tbk (HRUM)

Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 1.710 dengan target jual di Rp 1.820 hingga Rp 1.945. Cut loss di Rp 1.665.

4. PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG)

Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 1.610 dengan target jual di Rp 1.745 hingga Rp 1.920. Cut loss di Rp 1.540

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi