KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) hingga penutupan pasar Selasa (20/12) merosot 0,17% ke posisi 6.768,31. Pelaku pasar masih
wait and see menanti kebijakan suku bunga Bank Indonesia (BI) Di samping itu,
Research & Consulting Manager Infovesta Utama Nicodimus Kristiantoro menyoroti dua faktor penentu arah bursa saham kemarin. Pada sesi pertama, IHSG sempat terjun ke level 6.715,04 karena terdampak
panic selling. Menurut Nico, hal ini antara lain karena pasar mencermati aksi Bank of Japan (BoJ) yang sudah mengubah kebijakan moneternya lebih cepat dari ekspektasi pasar di Maret 2023. BoJ mengubah kebijakan Yield Curve Control (YCC) dari sebelumnya 25 basis points (bps) menjadi 50 bps.
YCC merupakan kebijakan BoJ yang menahan imbal hasil (
yield) obligasi tenor 10 tahun dekat dengan 0%. Ketika
yield mulai menjauhi 0% dengan target semula 25 bps, maka BoJ akan melakukan pembelian obligasi, yang artinya menyuntikkan likuiditas ke perekonomian.
Baca Juga: IHSG Melemah ke 6.768 Selasa (20/12), SSMS, APIC, ITMG Paling Banyak Net Buy Asing "Namun ketika diperlebar jadi 50 bps maka BOJ diprediksi akan sangat sedikit menyuntikkan likuiditas ke perekonomian dan hal ini direspons negatif pasar," jelas Nico kepada Kontan.co.id, Selasa (20/12). Sedangkan pada sesi kedua, pelemahan IHSG mereda bahkan sempat menembus zona hijau ke area 6.792,20. Nico memandang hal ini ditopang oleh kinerja PT Bayan Resources Tbk (BYAN) yang melesat 15,19%. Posisi BYAN sebagai
market cap terbesar mempengaruhi arah IHSG. Sedangkan untuk perdagangan hari ini, Rabu (21/12), Nico memprediksi pelaku pasar masih akan
wait and see hingga rilis data BI pada Kamis (22/12). Nico memperkirakan BI bakal menaikkan suku bunga acuan 25 bps. Proyeksi Nico, IHSG hari ini akan bergerak dengan level
support 6.715 dan
resistance di 6.810. "Belum ada sentimen dominan, pasar lebih akan dipengaruhi aksi
trading investor terhadap tiap sahamnya," ujar Nico. Sementara itu,
Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Alrich Paskalis Tambolang melihat secara teknikal IHSG membentuk pola
doji star. Dia memperkirakan IHSG Rabu akan kembali fluktuatif di atas
critical support level 6.720 dan
resistance ada di 6.880. Alrich turut menilai salah satu faktor yang membayangi pergerakan IHSG adalah antisipasi hasil Rapat Dewan Gubernur BI. Dia juga memperkirakan akan ada kenaikan suku bunga acuan sebesar 25 bps.
Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya juga memandang pelaku pasar masih
wait and see tingkat kenaikan suku bunga dan proyeksi ekonomi. Dia menaksir IHSG hari ini berpotensi konsolidasi menguat dengan rentang 6.700 - 6.850.
Baca Juga: IHSG Turun 0,17% ke 6.768 Hingga Tutup Pasar Selasa (20/12), Sektor Energi Melesat Cheril merekomendasikan saham PT Bank Central Asia Tbk (
BBCA), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (
BMRI), dan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (
AMRT). Sedangkan Alrich menyarankan untuk mencermati saham yang senitif terhadap suku bunga, seperti sektor properti dan perbankan. Saran Alrich, perhatikan pergerakan saham BMRI, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (
BBNI), dan PT Pakuwon Jati Tbk (
PWON). Kemudian saham-saham ritel yang cenderung bergerak positif menjelang libur natal dan tahun baru.
Sementara itu, Nico merekomendasikan
buy saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (
ICBP) dengan
support Rp 10.100 dan
resistance Rp 10.500. Kemudian PT Mitra Adiperkasa Tbk (
MAPI) dengan
support Rp 1.385 dan
resistance Rp 1.475.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi