Ada Relaksasi Ekspor Kayu Serut, Darmi Bersaudara (KAYU) Siap Raup Untung



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perdagangan mengumumkan kebijakan relaksasi untuk ekspor kayu jenis serut S4S dengan izin maksimal ukuran produk kayu yang lebih besar.

Kebijakan tersebut dianggap menguntungkan oleh emiten yang bergerak di bidang kayu. Sebagai informasi, untuk produk kayu S4S (surfaced on 4 sides), E2E (eased 2 edges), dan E4 (eased 4 edges), pada 15 Juli 2023—14 Juli 2024 diberikan relaksasi luas penampang. Dari sebelumnya yang bisa diekspor maksimal 10.000 mm² setelah kebijakan ini berlaku menjadi 15.000 mm².

Pemerintah memandang kebijakan relaksasi terhadap produk kayu serut ini bertujuan untuk mendorong kinerja ekspor. Selain relaksasi ekspor, pemerintah lewat Kementerian Perdagangan juga memberikan fasilitasi subsidi pembiayaan pengurusan Laporan Surveyor (LS) untuk pelaku usaha kecil mikro (UKM).


Untuk diketahui, Kementerian Perdagangan menerbitkan Permendag Nomor 16 Tahun 2021 tentang Verifikasi atau Penelusuran Teknis di Bidang Perdagangan Luar Negeri dan Permendag Nomor 19 Tahun 2021 tentang Kebijakan dan Pengaturan Ekspor.

Baca Juga: Agresif Kembangkan Bisnis, CLEO Giatkan Ekspansi di Segala Lini Kegiatan Usaha

Berdasarkan peraturan tersebut, kegiatan barang ke luar negeri, termasuk produk industri kehutanan, wajib dilakukan verifikasi atau penelusuran teknis oleh surveyor independen yang memenuhi ketentuan dan telah ditetapkan menteri perdagangan.

Adapun, negara tujuan utama ekspor produk industri kehutanan, termasuk kayu serut dari Indonesia ini antara lain Tiongkok, Amerika Serikat, India, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Australia, Vietnam, Taiwan, dan Filipina.

Menanggapi kebijakan relaksasi ekspor, emiten perdagangan kayu, PT Darmi Bersaudara Tbk (KAYU) menilai kebijakan ini menguntungkan perusahaan lantaran dapat meningkatkan penjualan kayu serut.

Direktur Utama Darmi Bersaudara Nanang Sumartono mengatakan, dampak terhadap Darmi Bersaudara atau Darbe sangat menguntungkan karena beberapa keinginan buyer bisa terpenuhi. Sebab, menurut Nanang, dengan berlakunya kebijakan ini, kuota ekspor menjadi lebih banyak dan pemangkasan birokrasinya menjadi lebih mudah.

"Pemungutan tarif juga jadi lebih murah," kata Nanang saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (6/7).

Untuk itu, Nanang memproyeksikan kenaikan angka penjualan Darbe sebesar Rp 121,57 miliar di akhir tahun ini. Selain adanya kebijakan relaksasi tersebut, optimisme Darbe muncul lantaran adanya masa pemulihan ekspor perseroan secara bertahap.

Darbe bakal berfokus meningkatkan penetrasi pasar langsung ke India. Penjualan langsung kepada end user di India dipandang bakal mendongkrak profitabilitas.

Baca Juga: Incar Pertumbuhan Bisnis 10%, Begini Strategi Campina (CAMP)

Hingga Juni 2023, Darbe mencatatkan penjualan ekspor tembus kuantitas 18 kontainer dengan volume 457,447 meter kubik.

Berdasarkan catatan Kontan.co.id, Darbe berhasil meraih pertumbuhan volume pengiriman ekspor di sepanjang 2022. Peningkatan tersebut didorong oleh upaya perusahaan dalam menjajaki penetrasi pasar baru dari berbagai kawasan. 

Manajemen KAYU mencatatkan realisasi volume pengiriman mengalami kenaikan sebesar 154% dibandingkan tahun 2021 lalu. Merujuk data perusahaan, volume pengiriman ekspor KAYU mencapai 2.618 M3 atau setara 127 kontainer hingga 31 Desember 2022. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi