KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tengah menyusun rencana untuk menggabungkan atau merger tiga perusahaan maskapai penerbangan. Pengamat BUMN Toto Pranoto menilai rencana merger ini merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan daya saing maskapai penerbangan milik negara dengan para kompetitornya. “Kalo merger terjadi maka kapasitas pesawat akan meningkat pesat,” kata Toto, ketika dihubungi Kontan.co.id, Rabu (23/8).
Untuk diektahui, pemerintah Indonesia di bawah naungan Kementerian BUMN memiliki tiga maskapai penerbangan, yakni PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), PT Citilink Indonesia dan PT Pelita Air Service.
Baca Juga: Kementerian BUMN: Merger BUMN Aviasi Bukan untuk Selamatkan Keuangan Garuda Indonesia Dengan adanya merger ini, lanjut Toto, Pelita Air bisa difokuskan kembali untuk angkutan kargo dan penumpang medium premium, sementara angkutan penumpang dengan layanan
full service akan dijalankan oleh Garuda Indonesia, baik di pasar domestik maupun
captive ke luar negeri (Haji/Umrah). Sementara untuk Citilink, akan tetap diposisikan sebagai maskapai di segmen LCC. Dia juga menuturkan bahwa poin penting yang mesti diperhatikan dari rencana merger ini adalah untuk menjaga segmentasi pasar dari ketiga entitas. Hal ini harus diperhatikan agar ke depan tidak terjadi duplikasi pasar yang bisa mengakibatkan perang harga antara ketiga perusahaan.
Baca Juga: Kementerian BUMN Merger Garuda Indonesia, Pelita Air, dan Citilink, Apa Tujuannya? “Mesti ada segmentasi pasar yang spesifik supaya mereka tidak beradu di segmen sejenis. Pelita Air bisa fokus saja di segmen pesawat charter dan penumpang premium di domestik ; citilink fokus di LCC ; GIAA di pasar premium domestik rute gemuk dan
captive luar negeri dengan layanan
full service,” jelas Toto. Dia juga menambahkan bahwa industri penerbangan saat ini sudah bisa dikatakan pulih, sehingga potensi pertumbuhan masih sangat besar ke depannya. Dengan begitu, apabila roadmap bisnis merger tiga entitas ini dijalankan dengan tepat, tentunya bisa meminimalkan risiko kerugian. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .