KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) kemarin (17/9), Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan suku bunga acuan 7 Days Reverse Repo Rate (7DRR) di level 4%. Fund manager PT Insight Investments Management Nesya F Agustini menilai, walau pada RDG kemarin BI tidak menurunkan suku bunga, peluang untuk penurunan suku bunga sebenarnya masih ada. Dia menilai, setidaknya BI masih bisa memangkas suku bunga sebesar 25 bps di tengah inflasi Indonesia yang rendah dan stabilnya nilai tukar rupiah. “Dengan adanya tren suku bunga rendah, kami melihat appetite investor masih cukup kuat pada obligasi. Dari perspektif investor asing, sebetulnya obligasi pemerintah Indonesia pun masih menawarkan yield yang sangat menarik dibandingkan sesama negara emerging markets lain, sehingga kami lihat yield Indonesia masih ada ruang penurunan jika dana asing kembali masuk,” ujar Nesya kepada Kontan.co.id, Kamis (17/9).
Ada ruang pemangakasan suku bunga, obligasi Indonesia masih prospektif
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) kemarin (17/9), Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan suku bunga acuan 7 Days Reverse Repo Rate (7DRR) di level 4%. Fund manager PT Insight Investments Management Nesya F Agustini menilai, walau pada RDG kemarin BI tidak menurunkan suku bunga, peluang untuk penurunan suku bunga sebenarnya masih ada. Dia menilai, setidaknya BI masih bisa memangkas suku bunga sebesar 25 bps di tengah inflasi Indonesia yang rendah dan stabilnya nilai tukar rupiah. “Dengan adanya tren suku bunga rendah, kami melihat appetite investor masih cukup kuat pada obligasi. Dari perspektif investor asing, sebetulnya obligasi pemerintah Indonesia pun masih menawarkan yield yang sangat menarik dibandingkan sesama negara emerging markets lain, sehingga kami lihat yield Indonesia masih ada ruang penurunan jika dana asing kembali masuk,” ujar Nesya kepada Kontan.co.id, Kamis (17/9).