Ada semburan lumpur di Jambi



JAKARTA. Semburan lumpur terjadi di sekitar pertambangan minyak setiti, Pijoan, Muarojambi, Jambi milik PT Pertamina EP, Kamis (9/10). Diketahui sejauh ini, semburan lumpur sudah mencapai satu hektare (ha) ke lahan milik warga.

Vice President Corporate Secretary Elnusa, Fajriyah Usman mengatakan, saat ini Elnusa bersama dengan Pertamina EP sedang melakukan investigasi untuk segera melakukan penanganan. PT Elnusa sempat mengoperasikan sumur tersebut.

Tapi, Fajriyah bilang, kejadian tersebut bukan lagi tanggung jawab Elnusa, melainkan yang memiliki sumur tersebut. “Sebab apa, kami sudah selesai beroperasi pada Juli lalu, jadi kasus ini diserahkan ke Pertamina EP,” katanya kepada KONTAN, Jumat (10/10).


Diketahui, sudah ada enam warga yang rumahnya rusak dan retak terkena dampak dari semburan lumpur ini. Fajriyah mengklaim, sudah mengganti rugi warga yang terkena dampak tersebut. “Ganti rugi sudah ditangani, untuk lebih lanjutnya tolong tanyakan ke Pertamina EP saja, sebab kita sudah selesai produksi pada Juni lalu,” jelas dia.

Terkait itu, Development Director Pertamina EP, Satoto Agustono mengatakan, kejadian tersebut bukan berada di sumur produksi minyak Muarojambi, melainkan pengeboran baru yang belum ditutup. “Tidak mengkhawatirkan, Cuma karena lokasinya terdapat di lokasi lumpur, jadi menyemburkan lumpur, ini tidak sama dengan lumpur Lapindo,” katanya kepada KONTAN, Jumat (10/10).

Setelah menerima laporan adanya kejadian tersebut dengan cek lokasi semburan. Pertamina EP melakukan investigasi untuk melihat bagaimana fakta yang terjadi di lapangan.

“Sejak kemarin kami terus melakukan cek lokasi kejadian untuk memastikan apakah benar aktifitas lumpur yang keluar tersebut akibat dari seismik atau karena hal lain. Kami juga mengambil sampel dari lumpur dari tempat kejadian,” jelas Satoto.

Satoto menambahkan bahwa hasil tes sementara menunjukkan tidak ada kandungan minyak atau gas dalam lumpur yang keluar tersebut. Meskipun begitu, sebagai bentuk tanggung jawab lingkungan dan sosial perusahaan, Tim Penanggulangan Keadaan Darurat Pertamina EP Field Jambi terus disiagakan di lokasi kejadian untuk melakukan pemantauan secara terus menerus sekaligus menyiapkan upaya untuk menghentikan lumpur tersebut.

Satoto tidak mengetahui detil berapa produksi sumur Muarojambi, tetapi yang jelas, aktivitas sumur terhenti akibat ini. Ia juga bilang, pemboran yang dilakukan seharusya mengeluarkan air, dan kebanyakan warga meminta untuk tidak menutup hasil bor tersebut. “Kebanyakan yang punya lahan meminta seperti itu, agar lubang tidak ditutup dan airnya digunakan, seharusnya setelah melakukan peledakan kan ditutup, tetapi warga meminta seperti itu,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia