Ada Sentimen Insentif Pajak & Pemangkasan Suku Bunga, Cek Rekomendasi Saham Properti



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pemangkasan suku bunga acuan bakal menjadi pendukung saham sektor properti pada tahun 2024. Di samping itu, insentif pembelian rumah dari pemerintah dapat merangsang minat masyarakat beli properti.

Analis Ciptadana Sekuritas Asia Yasmin Soulisa menilai bahwa suku bunga yang lebih rendah bakal mendorong pembeli rumah pada tahun 2024. Hal itu karena Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan menurunkan bunga acuan dari saat ini 6,0% menjadi 5,5% secepatnya di semester kedua 2024.

Menurut Yasmin, suku bunga acuan dan suku bunga hipotek yang rendah akan mendorong pembelian rumah karena skema pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) masih menjadi pilihan konsumen dalam pembelian rumah primer di Indonesia.


Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham Indocement (INTP) yang Bidik Penjualan Naik 10% di 2024

Pada kuartal IV-2023, pembayaran KPR menyumbang 75,89% dari total pembiayaan, disusul dengan cicilan tunai dengan porsi 17,24% dan tunai sebesar 6,73%.

Persentase pembayaran hipotek tersebut agak stabil di tengah kenaikan suku bunga pada tahun 2023 seiring tidak adanya kenaikan suku bunga KPR yang signifikan, meski BI sudah menaikkan tarif hingga 6,0%.

“Oleh karena itu, kami optimis bahwa permintaan rumah akan meningkat pada tahun ini sejalan dengan ekspektasi suku bunga yang lebih rendah,” ungkap Yasmin dalam riset 27 Februari 2024.

Yasmin melihat, meskipun pertumbuhan PDB lebih lambat pada tahun 2023 lalu, permintaan properti di Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan solid. Hal itu terlihat dari meningkatnya jumlah kredit yang diberikan untuk properti (termasuk ruko) yang dicatat oleh Bank Indonesia.

Baca Juga: Prospek PWON Didorong Masifnya Ekspansi

Total hipotek properti yang belum dibayar meningkat sebesar 12,0% Year on Year (YoY) pada Desember 2023, terutama ditopang oleh Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang tumbuh solid 12,5% YoY menjadi Rp660 triliun. Sementara Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) mengalami kenaikan 5,7% YoY, mencapai Rp30 triliun.

Berdasarkan nilai, KPR/KPA masing-masing tumbuh 10,6% dan 5,6% YoY di tahun 2023, sehingga membawa pertumbuhan total pinjaman menjadi 9,7% YoY.

Ciptadana Sekuritas mengamati, KPR telah berada pada tren kenaikan yang kuat sejak pertengahan 2022, sehingga mencerminkan permintaan yang kuat terhadap rumah tapak. Dibandingkan dengan KPR, pertumbuhan total KPA yang beredar relatif stagnan pada tahun 2023 dan belum mencapai tingkat sebelum COVID 19.

“Kami percaya bahwa peningkatan permintaan perumahan, khususnya rumah tapak, akan terus melebihi perumahan bertingkat, dengan perumahan di luar Central Business District (CBD) menjadi jauh lebih menarik dibandingkan apartemen,” tutur Yasmin.

Editor: Noverius Laoli