KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten sektor otomotif diprediksi akan tumbuh subur di 2023. Hal tersebut didorong oleh peningkatan konsumsi masyarakat dan pengembangan kendaraan listrik. 

Chief Executive Officer Edvisor Profina Visindo, Praska Putrantyo menuturkan terobosan electric vehicle (EV) menjadi pemanis bagi pasar untuk meningkatkan penjualan mobil. 

Namun sentimen EV akan baru akan terasa pada beberapa tahun ke depan. Praska menilai saat ini masih realistis karena secara harga beli EV masih lebih premium ketimbang mobil mesin konvensional. 

"Penjualan mobil bisa tahun bisa lebih tumbuh, tetapi ada tantangan dari suku bunga dan adanya alternatif dari pasar mobil bekas," ujar dia saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (5/6). 

Baca Juga: Naik Tipis, IHSG Berhasil Kembali Ke Zona Hijau

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus menilai memang EV menjadi angin segar untuk industri otomotif, tetapi harus perlu diimbangi oleh edukasi. 

Walaupun sudah ada kucuran insentif, Nico menyebut masyarakat masih menyukai kendaraan mesin konvensional karena persepsi masyarakat masih belum melekat dengan kendaraan listrik. 

Sementara, Senior Research Analyst Mirae Asset Sekuritas Indonesia Robertus Yanuar Hardy memproyeksikan pasar roda dua berpotensi bertumbuh pesat. 

Untuk gambaran, volume penjualan sepeda motor per April 2023 mencapai 2,17 juta unit lebih tinggi 28% secara tahunan. Sementara, penjualan mobil tercatat menurun 1,6% secara tahunan menjadi 342.036 unit. 

Baca Juga: IHSG Diselimuti Beragam Sentimen, Intip Rekomendasi Saham untuk Pekan Ini

"Karena antisipasi mobilitas orang yang lebih tinggi setelah implementasi penuh kebijakan back-to-office untuk pekerja dan periode Pemilu yang akan datang," kata Robertus. 

Dari sektor otomotif, Mirae Asset Sekuritas memilih saham PT Astra International Tbk (ASII) menjadi top picks dengan rekomendasi trading buy. Hitungan Robertus, target harga ASII ada di Rp 7.500. 

Sementara Praska merekomendasikan hold ASII untuk jangka panjang. Kemudian buy on weakness pada saham PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) dan PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati