KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjelang pergantian tahun dari 2023 ke 2024, pelaku pasar mulai memetakan sentimen apa saja yang bakal memengaruhi laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Para investor juga mulai memilah sektor dan saham mana saja yang berpeluang terbang dalam setahun ke depan. Melirik posisi IHSG saat ini, pasar saham tampak lebih kondusif di penghujung tahun 2023. Menutup perdagangan sebelum libur Natal, IHSG menguat 0,39% ke level 7.237,51 pada Jum'at (22/12). Jika diakumulasi sejak awal tahun 2023, IHSG sudah terbang 5,65%. Meski begitu, pelaku pasar mesti tetap waspada, lantaran potensi volatilitas masih terbuka. Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Robertus Hardy dan Rut Yesika Simak dalam risetnya mengingatkan, investor perlu mengantisipasi kemungkinan volatilitas pada akhir 2023 hingga paruh pertama 2024.
Robertus dan Rut menyoroti tiga faktor yang berpotensi mendorong volatilitas tersebut. Meliputi ketegangan geopolitik, masih tingginya suku bunga, serta ketidakpastian politik dalam negeri selama periode pemilihan umum (pemilu).
Baca Juga: IHSG Menguat 5,65% Sejak Awal Tahun, Begini Prediksi Untuk 2024 Mempertimbangkan hal itu, Mirae Asset memprediksi posisi IHSG pada akhir tahun ini akan berada di level 7.200. Lebih rendah dari perkiraan sebelumnya yang ditaksir mencapai level 7.400. Lanjut ke prediksi tahun 2024, Robertus dan Rut membandingkan dengan pergerakan IHSG pada tahun Pemilu sebelumnya, dimana terdapat kecenderungan indeks saham stagnan atau menurun pada periode Pemilu. "Namun biasanya menunjukkan perbaikan setelah hasil Pemilu menjadi jelas," tulis Robertus dan Rut. Head of Research Mega Capital Sekuritas (InvestasiKu) Cheril Tanuwijaya turut menyoroti sentimen "tahun pemilu" untuk prospek pasar saham pada 2024. Apalagi ada sekitar 40 negara, termasuk Indonesia yang melangsungkan pemilu. Hajatan ini berpotensi menimbulkan ketidakpastian dan kehati-hatian bagi para investor. Selain soal musim pemilu, volatiltas pasar saham juga bisa tersulut oleh sejumlah faktor. Terutama dari perlambatan ekonomi global serta perkembangan konflik geopolitik, khususnya kelanjutan Rusia vs Ukraina dan konflik di Timur Tengah. Namun di sisi lain, ada peluang pemangkasan suku bunga acuan, terutama dari Bank Sental Amerika Serikat (AS), The Fed. Katalis lainnya bisa datang dari normalisasi harga komoditas energi dan berlanjutnya pemulihan ekonomi domestik. Sektor & Saham Pilihan dan Strategi 2024 Equity Sales Jasa Utama Capital Sekuritas Alfredo Gusvirli mengamati sentimen yang lebih kondusif terkait faktor suku bunga acuan. Potensi penurunan suku bunga pada tahun depan akan membuat arah pasar saham lebih positif. Rotasi sektor pun berpeluang terjadi pada saham-saham yang sensitif terhadap tingkat suku bunga. Alfredo mengunggulkan tiga sektor saham sebagai pilihan untuk tahun depan. Saat suku bunga berbalik arah, pelaku pasar bisa melirik sektor properti dan teknologi. Selanjutnya ada sektor infrastruktur, khususnya pada saham konstruksi, meski untuk ini tergantung dari arah pembangunan Presiden yang nanti terpilih. Adapun, untuk target IHSG, Alfredo memproyeksikan IHSG bisa menembus level 7.800 pada tahun depan. Sebagai strategi investasi, dia melirik saham sektor properti dan keuangan untuk awal tahun depan. "Sisanya disarankan lebih baik
wait and see terlebih dulu sampai pemilu berakhir," ungkap Alfredo kepada Kontan.co.id, Jum'at (22/12). Sementara itu, Robertus dan Rut optimistis potensi peningkatan volatilitas pada semester I-2024 tidak terlalu signifikan memangkas IHSG. Sektor consumer khususnya di segmen ritel dan barang konsumsi, serta saham energi terbarukan berpotensi menopang pasar. Robertus dan Rut menyarankan strategi alokasi aset yang lebih konservatif untuk semester I-2024. Bisa dipertimbangkan mengalokasikan 60% untuk instrumen pasar uang dan 40% untuk instrumen obligasi korporasi. Dengan adanya potensi pelonggaran kebijakan moneter oleh bank sentral ditambah dengan kepastian hasil Pemilu, strategi alokasi aset untuk paruh kedua 2024 bisa lebih agresif. Yakni 60% untuk saham blue chip dan lini kedua atau indeks saham, serta 40% untuk instrumen obligasi pemerintah.
Baca Juga: Saham Lapis Kedua & Ketiga Masih Berpotensi Naik di Tahun Depan Robertus dan Rut memperkirakan saham-saham perbankan, telekomunikasi, otomotif, serta sektor consumer akan memimpin penguatan IHSG pada paruh kedua 2024. Mirae Asset Sekuritas pun memprediksi IHSG berpeluang menembus level 8.100 pada tahun 2024. Sementara dalam skenario yang moderat, Cheril menargetkan IHSG bisa mencapai level 7.500 untuk 2024. Cheril melihat sektor barang baku (basic materials) pada saham industri petrokimia dan komoditas emas, sektor teknologi, serta saham telekomunikasi sebagai pilihan yang prospektif, paling tidak untuk kuartal I-2024. Mempertimbangkan volatilitas yang masih tinggi, strategi yang bisa diterapkan adalah trading jangka pendek. Sebagai rekomendasi, Cheril menyodorkan saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), dan PT Indosat Tbk (ISAT) dengan potensi kenaikan antara 10%-15%. Sedangkan Alfredo menyodorkan saham PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS). Target harga masing-masing ada di level Rp 730 dan Rp 2.250.
Terkait saham pilihan (
top picks) tahun 2024, Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Martha Christina memilih delapan saham. Yakni PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) dengan target harga [Rp 950], PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) [Rp 2.250], PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) [Rp 3.200]. Pilihan selanjutnya adalah PT Astra International Tbk (ASII) dengan target harga [Rp 6.700], PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) [Rp 10.700], PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) [Rp 6.600], ISAT [Rp 10,800] dan TLKM dengan target harga di level Rp 4.200 per saham.
Baca Juga: Selain Grup Barito, Saham-Saham Lapis Bawah Mendominasi Top Gainers Tahun 2023 Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat