KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang akan berlangsung pada Rabu (20/7) sampai dengan Kamis (21/7) membayangi sejumlah sektor saham. Keputusan soal suku bunga acuan BI menjadi salah satu topik yang ditunggu. Kebijakan suku bunga BI dinilai bakal berdampak pada sejumlah sektor saham. Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus berpandangan BI masih akan mempertahankan tingkat suku bunga di level 3,50% dengan pertimbangan bank sentral lebih memilih stabilitas pemulihan ekonomi nasional.
Akan tetapi bila BI menahan suku bunga, dia menilai akan menyebabkan spread suku bunga The Fed dan BI kian menyempit. Hal ini bisa menyebabkan capital outflow yang makin besar dan melemahkan rupiah. Baca Juga: Menanti Kebijakan Suku Bunga BI, Ini Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham Rabu (20/7) "Sejauh ini semua sektor tentu akan volatile, mengingat pertemuan ini merupakan tolok ukur bagi pelaku pasar dan investor serta perekonomian secara nasional," kata Nico kepada Kontan, Selasa (19/7). Nico menilai kalau BI menaikkan suku bunga, sektor properti dan sektor lain yang berhubungan dengan kredit akan terkena dampak. Pasalnya, kenaikan suku bunga akan menurunkan nilai investasi dan konsumsi. Sebagai gambaran, IDX Sektor Properti & Real Estat menutup perdagangan pada Selasa (19/7) dengan naik 1,43%, Namun tapi secara year to date sektor ini sudah ambles 13,06% ke level 672,07. Selain itu, sektor otomotif juga berpotensi tertekan akibat kenaikan tingkat suku bunga karena masih berkaitan dengan tingkat suku bunga kredit dan daya beli. Sedangkan, sektor finansial akan diuntungkan karena anak mendorong kenaikan NIM perbankan.