KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) pada tiga hari perdagangan pekan lalu ditutup melemah cukup tajam di level 7.222 atau turun 1,4% dalam seminggu.
Equity Analyst Indo Premier Sekuritas (IPOT) Dimas Krisna Ramadhani menegaskan saat ini IHSG sedang menguji
support MA20
daily yang berada di level 7.157. Menurutnya jika HSG tidak mampu bertahan maka berpotensi untuk terus turun ke level 6.800-7.000 dalam jangka pendek. "Jika dilihat dari aliran dana asing yang sampai saat ini konsisten mencatatkan
outflow dan pergerakan saham
big banks yang merupakan
movers IHSG, IHSG berpotensi untuk
breakdown support 7.000 dan melanjutkan koreksinya ke level 6.500 - 6.600 dalam jangka menengah," jelas Dimas pada keterangan resmi, Senin (27/5).
Dimas menjelaskan potensi
market pada minggu ini 27--31 Mei 2024, akan dibayang-bayangi sejumlah sentimen. Ia menyebutkan ada tiga sentimen yakni aliran dana asing ke IHSG, pengumuman
rebalancing indeks dan
core PCE AS bulan April.
Baca Juga: Rekomendasi Saham Baru di Indeks MSCI & FTSE: Potensi Naik, Tapi Perlu Waspada "Aliran dana asing ke IHSG di minggu ini, akan sangat dipengaruhi oleh aksi jual/beli investor asing di IHSG," ujarnya. Jika dilihat dalam seminggu terakhir, asing mencatatkan
outflow di pasar reguler IHSG sebesar Rp 254 miliar. Bahkan dalam sebulan jumlah aliran dana asing yang keluar dari IHSG jauh lebih besar yaitu Rp 13,2 triliun. Menurut Dimas, jumlah
outflow yang dilakukan investor asing di IHSG yang sebesar ini dan dilakukan secara konsisten setiap minggunya merupakan hal yang jarang terjadi dan anomali. Berkaca dari catatan sebelum-sebelumnya, bahwa
outflow asing di IHSG yang besar selanjutnya disusul dengan koreksi
market yang dalam. Dimas menambahkan aliran dana asing yang keluar di IHSG juga bukan tanpa alasan. Jika dilihat dari kinerja IHSG secara YTD dibandingkan dengan indeks S&P 500 yang menjadi acuan indeks global, kinerja IHSG jauh berada di bawah S&P500 dimana IHSG mengalami pelemahan 0,69% sedangkan S&P 500 mencatatkan kenaikan 11,85% YTD. "Hal ini membuat aliran dana keluar dari indeks saham negara berkembang dan menaruh di indeks saham negara maju yang memiliki risiko yang lebih kecil. Anomali berikutnya adalah risiko yang kecil, seharusnya diiringi dengan
reward yang kecil, namun fakta yang saat ini sedang terjadi rupanya tidak demikian," ucapnya. Selanjutnya, Dimas mengatakan terkait sentimen pengumuman
rebalancing indeks, pada Sabtu kemarin terdapat pengumuman
rebalancing indeks FTSE dimana BREN yang merupakan saham dengan kapitalisasi pasar terbesar di IHSG berhasil masuk dalam FTSE Global Equity Index Quarterly untuk periode Juni 2024. Berdasarkan pengumuman resmi yang disampaikan pihak FTSE Russel, masuknya BREN dalam indeks bergengsi tersebut akan efektif pada Senin 24 Juni 2024 mendatang. BREN masuk ke dalam Large Cap Index FTSE. Berkaca dari kejadian serupa di bulan ini, dimana TPIA juga mencatatkan
rebalancing dan efektif masuk ke dalam indeks MSCI pada 1 Juni mendatang. Dimas mencatat pada saat hal itu diumumkan, saham TPIA mencatatkan kenaikan harga yang signifikan. "Maka hal ini pun berpotensi terjadi di BREN di minggu ini dan membuat IHSG juga ikut bergerak naik karena BREN merupakan saham nomor 1 di IHSG saat ini," ungkap Dimas.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Jagoan Analis Jelang Musim Cum Date Dividen pada Akhir Mei Selanjutnya terkait sentimen Core PCE AS bulan April, pada Jumat besok Amerika Serikat akan mengumumkan data ekonomi yang selama ini dijadikan acuan bagi The Fed dalam memutuskan tingkat suku bunga, yaitu Core PCE AS untuk bulan April. Dimas mengatakan indeks Harga Pengeluaran Personal Inti bulan April diprediksi akan mencatatkan pertumbuhan sebesar 0,3% atau sama dengan capaian bulan sebelumnya. "Core PCE mengukur persentase perubahan harga barang dan jasa di luar jenis barang makanan dan energi, sehingga memberikan gambaran yang lebih akurat terkait kondisi ekonomi dan inflasi di AS. Oleh karenanya, indikator ini menjadi salah satu acuan bagi The Fed dalam menentukan keputusan tingkat suku bunganya," jelasnya. Sehingga jika berkaca pada data-data ekonomi dan sentimen di atas, PT Indo Premier Sekuritas merekomendasikan 3 saham untuk trading pada minggu ini hingga Jumat, 31 Mei 2024. Tiga saham tersebut sebagai berikut: 1.
Buy PT Barito Renewables Energy Tbk (
BREN) (
support: 10.800 dan
resist: 12.400). Pada minggu ini ada sentimen pengumuman akan masuknya emiten ini ke dalam indeks FTSE di Juni mendatang.
Closing di level ATH disertai dengan sentimen tersebut. 2.
Buy on pullback PT Trimegah Bangun Persada Tbk (
NCKL) (
support: 990 dan
resist: 1.210). Emiten ini membentuk
volatility contraction pattern dan
breakout dari
resistance di level 1010 disertai dengan lonjakan volume. Ada pula sentimen dari emiten yang akan melaksanakan aksi korporasi yakni
buyback saham yang akan diumumkan pada RUPST 27 Juni mendatang.
3.
Buy PT Sariguna Primatirta Tbk (
CLEO) (
support: 1.155 dan
resist: 1.500) Kenaikan disebabkan oleh pertumbuhan laba bersih sebesar 96% YoY pada kuartal I 2024. Emiten ini
breakout dari konsolidasi disertai dengan peningkatan volume sekaligus
closing di level ATH-nya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi