Ada sinyal Lion tidak dapat alokasi kursi ke Australia



JAKARTA. Direktur Jenderal Perhubungan Udara Herry Bakti S Gumay memberi sinyal instansinya tidak mengalokasikan bagian 4.000 kursi penerbangan tambahan ke Australia bagi PT Lion Mentari Airlines.Menurut Pak Dirjen sebenarnya alokasi 4.000 kursi itu memang kurang, karena kalau di total maskapai peminat meminta lebih dari itu."Seingat saya dari usulan yang diajukan Direktorat Angkutan Udara maskapai yang mendapat alokasi adalah Mandala, Sriwijaya, AirAsia dan Garuda Indonesia. Namun Lion tidak dapat karena mereka memang belum mengajukan permohonan. Prinsipnya kan first in first served," kata Herry kepada KONTAN beberapa hari lalu.Sayangnya, ia mengaku tidak hapal berapa alokasi kursi yang diberikan untuk maskapai yang disetujui membuka rute baru atau sekedar menambah frekuensi terbang ke Australia.Namun sampai saat ini KONTAN belum memperoleh informasi detil mengenai jumlah alokasi kursi tersebut.Direktur Angkutan Udara Kemhub Edward Alexander Silooy mengaku atasannya itu belum mengembalikan surat usulan yang diajukannya."Belum tahu jadinya berapa. Tetapi berapapun persetujuan yang diberikan Pemerintah Indonesia, maskapai yang bersangkutan tetap harus mengurus persetujuan dari Pemerintah Australia," jelas Silooy.

AirAsia dan Garuda mengaku siap

Sementara, celotehan Pak Dirjen langsung mendapat beragam tanggapan dari para maskapai peminat.Marketing Manager Indonesia AirAsia Andy Adrian misalnya, ia mengaku maskapainya sudah mengantongi izin untuk membuka rute Darwin-Denpasar dari otoritas penerbangan Australia."Kami sudah mengurusnya lebih dulu, karena untuk membuka penerbangan internasional harus mendapat persetujuan kedua pemerintahan. AirAsia menurut saya lebih mudah mendapatankan izin karena sebelumnya sudah memiliki rute Denpasar-Perth dibanding maskapai lain yang baru mau terbang kesana," jelas Andy.Sementara Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar mengaku maskapainya sudah siap untuk menambah frekuensi rute Jakarta-Sydney menjadi setiap hari dan Jakarta-Melbourne menjadi lima kali dalam seminggu."Kami harapkan November sudah bisa ditambah frekuensinya. Karena di bulan yang sama dijadwalkan Airbus A330-200 yang kami pesan khusus untuk menambah frekuensi sudah datang. Ditambah satu unit pesawat yang sama pada Maret 2011," kata Emir dengan pedenya.Dalam catatan KONTAN, sejumlah maskapai yang sudah mengajukan permohonan membuka rute baru antara lain Batavia Air, Sriwijaya, Indonesia AirAsia dan Garuda Indonesia.Batavia membidik rute Denpasar-Perth menggunakan Airbus A320 berkapasitas 180 kursi untuk melayani rute Denpasar-Perth satu kali setiap hari. Dengan demikian bisa dihitung jatah kursi yang ingin diperoleh Batavia sebanyak 1.260 kursi per minggu.Sriwijaya senada dengan Batavia ingin mendapat jatah 1.260 kursi per minggu untuk Jakarta-Perth setiap hari. Sriwijaya berencana menggunakan Boeing 737-800NG berkapasitas 180 kursi.Angka yang diajukan dua maskapai diatas lebih banyak dari rencana Garuda Indonesia dan Indonesia AirAsia. Garuda ingin menambah frekuensi penerbangan untuk rute Jakarta-Sydney sebanyak 666 kursi dan Jakarta-Melbourne 444 kursi menggunakan Airbus A330-200 berkapasitas 222 kursi. Untuk Jakarta-Sidney Garuda ingin meningkatkan frekuensinya menjadi satu kali penerbangan setiap hari. Sementara Jakarta-Melbourne ingin ditingkatkan jadi lima kali dalam seminggu dari saat ini tiga kali seminggu.Sementara AirAsia cukup dengan 720 kursi untuk rute Denpasar-Darwin yang dibidiknya mengandalkan Airbus A320 berkapasitas 180 kursi. AirAsia berencana melayani rute tersebut empat kali dalam seminggu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie