KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT XL Axiata Tbk (
EXCL) gencar ekspansi anorganik. Emiten telekomunikasi ini membeli unit bisnis residensial PT Link Net Tbk (LINK) senilai Rp 1,87 triliun. Selain itu, EXCL juga tengah memproses merger dengan PT Smartfren Telecom Tbk (
FREN). Akuisisi pelanggan LINK diperkirakan akan mendorong pelanggan
fixed broadband-nya (FBB) hingga lebih dari 1 juta. Penambahan ini akan memperkuat posisi EXCL sebagai pemain FBB terbesar kedua di industri. Analis CGS CIMB Sekuritas, Bob Setiadi mengatakan bahwa XL Axiata dan Link Net telah menandatangani perjanjian layanan utama, yang memungkinkan XL Axiata untuk mengakses 3,3 juta
homes pass LINK melalui skema pembayaran sewa atau
fixed rate selama 10 tahun dengan opsi perpanjangan 5 tahun.
EXCL tidak memberikan rincian mengenai pembiayaan kesepakatan tersebut. Namun menurut Bob, XL Axiata perlu menambah utang mengingat saldo kas pada kuartal I-2024 hanya sebesar Rp 1,15 triliun. Hal ini akan menaikan
gross gearing EXCL, termasuk sewa pembiayaan yang mencapai 1,7x di periode Januari-Maret 2024. "Dalam tiga skenario kami, kami memperkirakan transaksi ini akan menaikkan EBITDA EXCL sebesar 2,8%-4,8% dan laba bersih 20,6%-42,1%," kata Bob, dalam risetnya Senin, 27 Mei 2024. Kendati begitu, Bob menilai bahwa dampak dari kesepakatan ini akan berkurang di tahun-tahun berikutnya karena diprediksi akan ada penurunan jumlah pelanggan untuk bisnis TV kabel.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Unggulan dan Prospek IHSG di Semester II-2024 Head Customer Literation and Education dari PT Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi melihat bahwa secara keseluruhan, prospek kinerja EXCL di tahun 2024 diprediksikan positif. Faktor pendukungnya antara lain, adanya pertumbuhan pelanggan FBB yang kuat, peningkatan pendapatan dari segmen FBB, efisiensi dari akuisisi, dan peluncuran produk dan layanan baru. Selain itu, Audi mengatakan, sentimen lainnya yakni, EXCL di kuartal pertama 2024 berhasil mempertahankan pelanggan sebanyak 57,6 juta (-0,4% y/y) dengan kenaikan ARPU menjadi Rp 44.000 dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp 40.000. "Kami melihat dengan perubahan atau pilihan harga paket yang diberikan EXCL akan cenderung mendorong
leverage sehingga membuat ARPU lebih sensitif," kata Audi kepada Kontan.co.id, Selasa (2/7). Meski demikian, Audi memperkirakan, pasca sinergi dengan Link Net migrasi konsumen sebanyak 750.000 ke EXCL akan menambah
added value sehingga membuat ARPU yang lebih stabil. "Dengan begitu, potensi
convergence penetration (>70% tahun ini) dapat menjaga kualitas pelanggan EXCL dan menjadi penopang laba," imbuhnya. Namun, Audi mengatakan bahwa para investor perlu mewaspadai risiko, seperti persaingan yang ketat di industri telekomunikasi dan kemungkinan penundaan akuisisi FREN. Tak hanya itu, dia melihat beberapa sentimen negatif untuk EXCL, diantaranya yaitu, munculnya kompetitor satelit, ARPU yang tidak stabil dari
leverage harga, serta penetrasi pasar yang tidak sesuai target.
Baca Juga: Inilah Saham Blue Chip Unggulan yang Perlu Dilirik Akhir Juni 2024 Sementara itu, Associate Director Riset dan Investasi Pilarmas Investindo, Maximilianus Nico Demus menilai, adanya kerja sama EXCL dalam mengambil alih lini bisnis
fixed broadband PT Link Net Tbk tersebut, berpotensi mendorong kinerja perseroan menjadi lebih baik lagi di tahun ini. Ditambah, 750 ribu pelanggan
fixed broadband dapat menikmati berbagai produk dan layanan dari EXCL. “Sejak dari tahun 2018, total pendapatan EXCL terus mengalami kenaikan didukung oleh laba usaha yang naik secara signifikan dari tahun 2022 ke 2023. Maka kinerja pada tahun 2024, saya lihat juga dapat meningkat,” kata Nico kepada Kontan.co.id, Selasa (2/7). Untuk itu, ia optimis di tahun ini, kinerja EXCL bisa bertumbuh positif lantaran emiten telekomunikasi ini selalu paham cara untuk dapat memberikan layanan terbaik kepada masyarakat. Mulai dari join bersama Axis yang berbasis anak muda, menyiapkan XL Prioritas kelas menengah atas, hingga ekosistem yang mereka bangun membuat
user experience menjadi jauh lebih menyenangkan. Tak hanya itu, Nico menyampaikan bahwa EXCL menunjukkan kemampuannya dalam menjaga performa layanan, dibuktikan dengan lonjakan trafik sebesar 11% pada saat Pemilu 2024, dibandingkan dengan hari biasa.
“Hal ini menempatkan EXCL sebagai yang tertinggi kedua di antara MNO lainnya, dengan Indosat memimpin dengan kenaikan trafik sebesar 12%, diikuti oleh Telkomsel sebesar 8,4%,” ungkapnya. Bahkan, trafik EXCL selama Idul Fitri juga meningkat 7%-20% di tahun ini. Adapun berkaca pada Lebaran tahun lalu, XL juga berhasil mencatat kenaikan trafik data sebesar 30%, diikuti oleh Indosat sebesar 25%, Smartfren 14%, dan Telkomsel 11%. Nico merekomendasikan
buy untuk EXCL dengan target harga Rp 2.800 per saham. Sementara Audi, merekomendasikan
hold untuk EXCL dengan target harga Rp 2.700 per saham–Rp 3.200 per saham. Bob juga merekomendasikan
hold untuk EXCL dengan target harga Rp 2.450 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati