Ada Tiga Hajatan IPO Hari Ini, Begini Prospek Kinerja Emiten Baru



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hari ini bursa resmi mencatat tiga emiten baru. Mereka adalah PT Intra Golflink Resorts Tbk (GOLF), PT Superior Prima Sukses Tbk (BLES), dan PT Indo American Seafoods Tbk (ISEA).

GOLF menawarkan sebanyak 1,95 juta saham. Jumlah ini setara dengan 10,01% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO dan disetor penuh setelah IPO di harga Rp 200 per saham. 

Dengan demikian, total dana segar yang diperoleh mencapai Rp 390 miliar. Setelah dikurangi biaya-biaya emisi, GOLF akan menggunakan mayoritas dana IPO untuk ekspansi.


Perinciannya, sebanyak 87,53% untuk setoran modal ke anak usaha, yakni PT New Kuta Golf and Ocean View (NKG) yang akan membangun hotel bintang 6 'Luxury Boutique Hotel' di Hole 15-Th Cliff Hanger dan ‘New Kuta Golf Villa’ di kawasan Pecatu Indah Resort, Jimbaran Bali. 

NKG juga akan mengakuisisi 11.332 meter persegi lahan yang berada tepat di depan hotel untuk dibangun  sejumlah sarana pendukung. 

Selanjutnya, sekitar 5,34% akan digunakan untuk setoran modal bagi anak usaha perseroan yang lain, yakni PT Sentul Golf Utama (SGU). Sisanya, sebanyak 7,13% untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan atau operational expenditure (opex).

Baca Juga: BLES, ISEA, GOLF Resmi Listing di BEI, Sektor Mana yang Prospektif?

BLES menawarkan saham 1,31 miliar saham dengan harga Rp 183 per saham. Ini setara dengan 15,05% dari modal ditempatkan dan disetor pasca IPO. 

Dalam aksi korporasi ini, BLES mencatat kelebihan permintaan (oversubscribed) sebanyak 80 kali dengan jumlah investor lebih dari 37.000 investor, baik investor perorangan, institusi, nasional maupun asing.

Dengan jumlah saham dan harga yang ditawarkan, produsen bata ringan AAC dengan brand BLESSCON dan SUPERIORE BLOCK ini berhasil memperoleh dana segar dari IPO sekitar Rp 240 miliar.

Dana IPO ini rencananya akan digunakan untuk pengembangan usaha BLES, yaitu untuk belanja modal alias capital expenditure (capex) sekitar Rp 100 miliar yang akan digunakan untuk membeli kendaraan colt diesel dan big dump truck. Ini tujuannya agar pengiriman batu ke pelanggan bisa lebih lancar. Sementara, sisanya akan digunakan untuk modal kerja alias working capital.

Baca Juga: Resmi Melantai di Bursa, Ini Rencana Bisnis Intra Golflink (GOLF) Usai IPO

ISEA melepaskan 290 juta saham dengan harga penawaran umum saham perdana sebesar Rp 250. Dus, ISEA berhasil meraup dana segar sebesar Rp 72,5 miliar 

Pertama 90% dari hasil IPO akan digunakan untuk pembelian bahan baku utama dan bahan baku pendukung. Kedua, sekitar 5% akan dipakai untuk biaya penjualan dan pemasaran. 

Ketiga, sekitar 4,85% bakal dipakai untuk biaya perawatan dan biaya utilisasi. Kemudian sisanya akan digunakan untuk biaya keperluan kantor terutama pembelian alat elektronik.

Baca Juga: Resmi Listing, Begini Pergerakan Saham Perdana Indo American Seafood (ISEA)

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Muhammad Nafan Aji Gusta Utama menilai, prospek kinerja emiten yang baru IPO masih terlalu dini untuk dilihat saat ini.

“Namun, kinerja dari masing-masing emiten dan dampaknya ke pasar saham sangat bergantung pada tujuan penggunaan dana IPO dan kinerja keuangan mereka secara historis,” ujarnya kepada Kontan, Senin (8/7).

Pada tahun 2023, BLES mencatatkan pendapatan sebesar Rp 1,4 triliun dan laba Rp 151 miliar. Pendapatan BLES di tahun 2023 ini naik 27,3% secara tahunan alias year on year (YoY) dan labanya naik 128,4% yoy.

BLES menargetkan pertumbuhan penjualan bersih tumbuh 28% secara tahunan di tahun 2024 dan 36% secara tahunan di tahun 2025. Pertumbuhan laba bersih BLES di tahun 2024 ditargetkan sekitar 10% secara tahunan.

Pendapatan GOLF di tahun 2023 sebesar Rp 177,6 miliar, naik 59,1%. Laba GOLF tercatat Rp 60,2 miliar di tahun 2023, naik 136%. GOLF menargetkan pertumbuhan EBITDA mencapai 20% di akhir tahun 2024.

Baca Juga: Simak Rencana Bisnis Superior Prima Sukses (BLES) Usai IPO

Sementara, ISEA mencatatkan pendapatan Rp 199,2 miliar, turun 47,9%. ISEA kantongi laba Rp 1,7 miliar di tahun 2023, turun 67,3%.

ISEA menargetkan bisa mengantongi laba bersih senilai Rp 27,1 miliar sepanjang 2024. Artinya, emiten asal Lampung ini mengincar pertumbuhan laba bersih sebesar 1.452,9% secara tahunan.

Di sisi lain, para pelaku pasar cenderung memanfaatkan momentum IPO untuk trading jangka pendek. Sebab, ketika harga saham naik, otomatis akan diikuti dengan kenaikan volume pembelian.

“Selama permintaan kuat masih berlangsung, kenaikan harga masih akan terjadi. Momentum ini yang biasa dimanfaatkan untuk trading jangka pendek,” ungkapnya.

Baca Juga: Bisnis Belum Bergairah, IPO Masih Kurang Darah

Terkait prospek industri masing-masing emiten, Nafan belum berkomentar banyak lantaran ada kemungkinan kinerja industri tidak linear dengan kinerja fundamental emiten.

Asal tahu saja, GOLF dan ISEA termasuk dalam sektor consumer non-cyclical. Sementara, BLES termasuk dalam sektor basic materials. Kedua sektor tersebut tidak dilihat Nafan prospektif kinerjanya di sisa tahun ini.

“Ada penurunan daya beli dan deflasi di bulan lalu yang memberikan dampak negatif ke kinerja sektor consumer. Sementara, sektor basic materials juga mulai melemah kinerjanya saat ini,” paparnya.

Nafan belum memberikan rekomendasi untuk ketiga emiten baru tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati