Ada tiga opsi spin off UUS, BTN pilih yang mana?



KONTAN.CO.ID -  YOGYAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN, anggota indeks Kompas100) siap melakukan aksi pemisahan Unit Usaha Syariah (UUS) pada 2020 mendatang. Sejumlah strategi juga telah disiapkan bank dengan bisnis inti di segmen kredit perumahan ini.

Direktur Keuangan BTN Nixon Napitupulu menjelaskan setidaknya perseroan punya tiga opsi untuk menggelar aksi spin off. Pertama, perseroan akan membentuk entitas baru untuk sebagai bank umum syariah (BUS) sebagai pelimpahan UUS. Namun, Nixon bilang opsi ini dinilai perseroan butuh waktu dan dana besar.

Baca Juga: BTN butuh Rp 5 triliun untuk spin off UUS


“Kalau membuat perusahaan baru akan lama, sementara ketentuannya spin off UUS paling lambat dilakukan pada 2023. Sedangkan soal dana, dari kalkulasi kasar, kami setidaknya butuh Rp 4,5 triliun hingga Rp 5 triliun untuk menjaga ekspansi BUS yang kami dirikan setidaknya hingga lima tahun setelah spin off,” katanya, Jumat (4/10).

Sedangkan opsi kedua adalah perseroan berencana untuk membeli BUS berukuran kecil yang sudah ada dan kemudian menggabungkannya dengan UUS perseroan, sehingga BTN tak perlu mendirikan entitas baru.

Sayangnya opsi ini juga kandas, Nixon bilang sejatinya perseroan telah memiliki dua calon BUS untuk digabung dengan UUS perseroan. Namun, perseroan menilai dua calon BUS tersebut tak memiliki kriteria yang ditentukan.

Nah, opsi terakhir adalah kebalikan dari opsi sebelumnya. UUS perseroan akan diakuisisi oleh BUS yang sudah ada. Ini jadi opsi yang paling potensial sebab Nixon bilang, saat ini telah menjalin komunikasi terkait dengan BUS milik bank pelat merah.

Baca Juga: Tren penyaluran KPR masih loyo, kenapa?

“Saya belum bisa bilang siapa BUS yang dimaksud. Yang jelas mereka tertarik dengan portofolio pembiayaan perumahan UUS kami. Dan bagi kami pun mereka punya kapasitas dari aspek pendanaan,” jelas Nixon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi