JAKARTA. Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) ke V Partai Golkar tampaknya akan berjalan mulus sesuai dengan keputusan Dewan Pengurus Pusat (DPP) yang tetap mencalonkan Ical sebagai RI I. Hal tersebut dikatakan pengamat politik dari Indobarometer, M. Qodari menanggapi munculnya tekanan dari pengurus DPD II Partai Golkar yang berencana akan melakukan evaluasi terhadap pencalonan Aburizal Bakrie sebagai presiden. "Dibatalkannya Ical kemungkinan kecil, pada umumnya cukup solid. Meskipun, Rapimnas bisa juga menjadi kejutan, tapi kelihatannya tidak," kata Qodari dalam diskusi di Gedung DPR (21/11). Justru dalam Rapimnas nanti, lanjut Qodari, akan muncul wacana figur calon pendamping Ical. Qodari bilang, pertimbangan terhadap kriteria-kriteria bakal cawapres sudah muncul untuk ditawarkan di Rapimnas. "Ada dua pertimbangan wapres, pertama, bisa kombinasi sipil-militer. Kedua, sentimen suku, bahkan provinsi. Ada tiga yang kuat: Moeldoko, Soekarwo, Khofifah, ketiganya orang Jawa Timur," imbuhnya. Qodari menambahkan, dua alasan tersebut menjadi pertimbangan yang rasional. Sebab, dipilihnya militer sudah menjadi tradisi dalam tubuh Golkar. Kemudian dipilihnya wapres dari Jawa Timur bisa mendapatkan dua keuntungan sekaligus. "Dipilihnya orang Jatim karena Jatim jadi provinsi terbesar kedua di Pulau Jawa. Kedua, ingat itu Lapindo, dengan wapres orang Jatim kan akhirnya pikir-pikir kalau mau marah sama Ical," tandasnya. Meskipun demikian, imbuh Qodari, tidak bisa dinafikan pula akan ada pola koalisi yang diambil dari partai menengah. "Muhaimin Iskandar sebenarnya lebih dekat ke kriteria wapres yang dibutuhkan, dia berasal dari Jawa Timur, juga ketua umum partai kelas menengah, tidak mungkin Muhaimin menyerahkan begitu saja kepada Rhoma Irama dan Mahfud MD," pungkasnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Ada tiga tokoh yang bisa jadi pendamping Ical
JAKARTA. Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) ke V Partai Golkar tampaknya akan berjalan mulus sesuai dengan keputusan Dewan Pengurus Pusat (DPP) yang tetap mencalonkan Ical sebagai RI I. Hal tersebut dikatakan pengamat politik dari Indobarometer, M. Qodari menanggapi munculnya tekanan dari pengurus DPD II Partai Golkar yang berencana akan melakukan evaluasi terhadap pencalonan Aburizal Bakrie sebagai presiden. "Dibatalkannya Ical kemungkinan kecil, pada umumnya cukup solid. Meskipun, Rapimnas bisa juga menjadi kejutan, tapi kelihatannya tidak," kata Qodari dalam diskusi di Gedung DPR (21/11). Justru dalam Rapimnas nanti, lanjut Qodari, akan muncul wacana figur calon pendamping Ical. Qodari bilang, pertimbangan terhadap kriteria-kriteria bakal cawapres sudah muncul untuk ditawarkan di Rapimnas. "Ada dua pertimbangan wapres, pertama, bisa kombinasi sipil-militer. Kedua, sentimen suku, bahkan provinsi. Ada tiga yang kuat: Moeldoko, Soekarwo, Khofifah, ketiganya orang Jawa Timur," imbuhnya. Qodari menambahkan, dua alasan tersebut menjadi pertimbangan yang rasional. Sebab, dipilihnya militer sudah menjadi tradisi dalam tubuh Golkar. Kemudian dipilihnya wapres dari Jawa Timur bisa mendapatkan dua keuntungan sekaligus. "Dipilihnya orang Jatim karena Jatim jadi provinsi terbesar kedua di Pulau Jawa. Kedua, ingat itu Lapindo, dengan wapres orang Jatim kan akhirnya pikir-pikir kalau mau marah sama Ical," tandasnya. Meskipun demikian, imbuh Qodari, tidak bisa dinafikan pula akan ada pola koalisi yang diambil dari partai menengah. "Muhaimin Iskandar sebenarnya lebih dekat ke kriteria wapres yang dibutuhkan, dia berasal dari Jawa Timur, juga ketua umum partai kelas menengah, tidak mungkin Muhaimin menyerahkan begitu saja kepada Rhoma Irama dan Mahfud MD," pungkasnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News