Ada Tren Kenaikan Inflasi, Begini Strategi Bukalapak (BUKA)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten teknologi, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) mengaku tidak menyiapkan strategi khusus untuk menghadapi kenaikan inflasi. Namun secara tidak langsung juga punya bekal untuk melawannya. 

President Bukalapak Teddy Oetomo menjelaskan inflasi bukan hal yang hanya terjadi di Indonesia, tetapi hampir di seluruh dunia. Dia bilang pihaknya dari awal tidak punya rencana soal inflasi, tetapi memang fokus menyasar Mitra di daerah. 

Dari catatan perseroan, saat ini sebesar 75% transaksi terjadi di luar kota besar atau tier satu. Oleh karena itu, dalam dua tahun terakhir Bukalapak mulai fokus melakukan pendekatan daerah. 


"Dua tahun terakhir kita sangat gencar untuk mengumpulkan para produsen itu. Memang tujuannya bukan inflasi, tapi take rate lebih bagus," ucap Teddy dalam Media Day, Jumat (21/10). 

Baca Juga: Maharaksa Biru Energi (OASA) Mendapat Restu Rights Issue Rp 430,32 Miliar

Dari pendekatan itu, Teddy menyebut terjadi peningkatan permintaan yang lebih tinggi. Menurutnya hal ini dipengaruhi karena adanya down grading pada beberapa produk.  Artinya, biasanya orang yang membeli barang-barang bermerek atau branded mulai beralih ke barang-barang tanpa merek. Salah satunya bisa disebabkan karena permasalahan harga. 

"Apabila inflasi terus berjalan, tidak menutup kemungkinan produsen kecil yang non branded yang mungkin lebih benefit karena terjadi down switching," ucap dia. 

Adapun sepanjang semester I-2022, BUKA mencatatkan pendapatan bersih Rp 1,69 triliun per Juni 2022. Pendapatan Bukalapak melesat 95,82% secara tahunan atawa year on year (YoY) dari Rp 863,62 miliar. 

Dari sisi bottom line, BUKA mencatatkan laba bersih senilai Rp 8,59 triliun. Pasalnya, pada semester I-2021 BUKA masih memikul rugi sebesar Rp 766,23 miliar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi