Ada virus corona, Bumi Resources (BUMI) tetap targetkan produksi batubara 95 juta ton



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) tetap fokus meningkatkan kemampuan produksi batubara di tahun ini kendati pandemi virus corona telah menyerang Indonesia.

Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI Dileep Srivastava yakin, di tengah wabah virus corona, hasil produksi batubara perusahaan ini akan tetap optimal paling tidak hingga akhir kuartal pertama ini. Hal tersebut sebenarnya sudah terlihat tatkala BUMI mencatatkan kenaikan produksi batubara sebesar 14,3% (yoy) menjadi 14,3 juta ton per Februari lalu.

Manajemen BUMI pun tetap memproyeksikan produksi batubara di akhir tahun nanti sekitar 90 juta-95 juta ton. Asal tahu saja, di tahun lalu produksi batubara BUMI tumbuh 3,60% dibandingkan tahun 2018 menjadi 86,3 juta ton.


Baca Juga: Bumi Resources (BUMI) catatkan penjualan batubara 14,3 juta ton hingga Februari 2020

"Kemampuan BUMI untuk menambang batubara tidak berubah," ujar Dileep ketika dihubungi Kontan.co.id, Senin (30/3).

Terlepas dari itu, BUMI tetap akan melakukan tinjauan terhadap perkembangan pandemi virus corona di bulan April nanti sebelum memutuskan langkah lebih lanjut terkait prospek produksi batubara perusahaan tersebut.

Pada dasarnya, BUMI berusaha mengoptimalkan produksi tanpa mengorbankan keselamatan dan kesehatan para pekerjanya. Upaya pencegahan penularan virus corona pun dilakukan entitas grup Bakrie tersebut secara ketat.

Di samping itu, Dileep juga memastikan agenda diversifikasi bisnis BUMI di bidang tambang mineral tetap berjalan lewat anak usahanya, PT Bumi Resources Mineral Tbk (BMRS). "Bahkan, BRMS akan melangkah maju dengan berencana memulai produksi seng secara komersial di tahun 2022," imbuhnya.

Baca Juga: Ini dampak corona terhadap rencana bisnis emiten tambang batubara

Tak ketinggalan, BUMI juga dituntut mempertahankan profitabilitasnya berhubung tekanan bukan hanya berasal dari wabah virus corona, melainkan juga risiko pelemahan harga batubara global. Karenanya, manajemen BUMI berusaha mengendalikan biaya-biaya pengeluaran sebaik mungkin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari