KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat diproyeksikan akan semakin memperburuk cash flow industri tekstil dan produk tekstil (TPT). Maklumlah, PPKM Darurat yang berjalan 3-20 Juli saja telah menggerus sebagian modal kerja para pengusaha TPT karena pengeluaran yang tidak seimbang dengan pemasukan mereka. "Ini sudah pada batas kritis, bahkan sebelum PPKM kan sudah ada kesulitan bayar cicilan bank. Kalau (PPKM) diperpanjang akan lebih banyak perusahaan yang kesulitan cash flow. Bahkan tidak menutup kemungkinan ada yang akan tutup permanen," kata Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wirawasta kepada Kontan.co.id, Selasa (20/7). Redma mengungkapkan, saat ini anggotanya tengah melakukan perhitungan untuk menghentikan sebagian mesin produksi mereka. Hal itu dianggap perlu dilakukan karena stok barang yang diproduksi sudah melebihi batas normal, namun tidak diimbangi dengan penyerapan dari industri hilir.
Ada wacana PPKM Darurat diperpanjang, ketahanan industri TPT sudah capai batas krisis
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat diproyeksikan akan semakin memperburuk cash flow industri tekstil dan produk tekstil (TPT). Maklumlah, PPKM Darurat yang berjalan 3-20 Juli saja telah menggerus sebagian modal kerja para pengusaha TPT karena pengeluaran yang tidak seimbang dengan pemasukan mereka. "Ini sudah pada batas kritis, bahkan sebelum PPKM kan sudah ada kesulitan bayar cicilan bank. Kalau (PPKM) diperpanjang akan lebih banyak perusahaan yang kesulitan cash flow. Bahkan tidak menutup kemungkinan ada yang akan tutup permanen," kata Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wirawasta kepada Kontan.co.id, Selasa (20/7). Redma mengungkapkan, saat ini anggotanya tengah melakukan perhitungan untuk menghentikan sebagian mesin produksi mereka. Hal itu dianggap perlu dilakukan karena stok barang yang diproduksi sudah melebihi batas normal, namun tidak diimbangi dengan penyerapan dari industri hilir.