Ada Wacana Spin Off, Begini Fokus Bisnis CIMB Niaga Syariah di 2024



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Unit Usaha Syariah PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga Syariah) mulai mengatur strategi bisnis dalam menghadapi tahun 2024 di tengah wacana persiapan spin off.

Direktur Syariah CIMB Niaga Pandji P. Djajanegara mengatakan, pihaknya akan fokus pada bisnis pembiayaan di segmen konsumer dan SME di tahun 2024. Namun, CIMB Niaga Syariah ke depannya akan mengurangi portofolio korporasi.

Pengurangan pembiayaan ke segmen korporasi tersebut sehubungan dengan adanya tuntutan spin off, yang akan menyebabkan modal CIMB Niaga Syariah mengecil jika dibandingkan saat masih di bawah bank induk.


Sebagaimana diketahui, CIMB Niaga menyatakan berencana melakukan spin off unit usaha syariahnya. Persiapan tersebut pun diperkirakan akan memakan waktu 2 tahun sampai 3 tahun ke depan.

Hal tersebut seperti halnya yang tertuang dalam POJK Nomor 12 Tahun 2023 yang mewajibkan bank umum untuk melakukan spin off unit usaha syariah (UUS), apabila jumlah aset UUS mencapai minimal Rp 50 triliun, atau 50% dari bank umum.

Dengan total aset sebesar Rp 61,46 triliun per September 2023, artinya CIMB Niaga Syariah sudah memenuhi syarat untuk melakukan spin off. Pada Juni 2023 lalu, aset CIMB Niaga Syariah tercatat Rp 66,14 triliun.

Baca Juga: Ambisi BTN Bentuk Bank Syariah Terbesar Kedua Lewat Spin Off UUS dan Akuisisi

Pandji memperkirakan, aset, pembiayaan, hingga laba CIMB Niaga Syariah masih akan tetap tumbuh di tahun 2024, namun tidak signifikan. Hal tersebut lantaran ada tahun politik, di samping rencana spin off. Pandji masih belum bisa membeberkan detail dari angka pertumbuhan, dikarenakan masih menunggu pembahasan dengan OJK.

“Tidak tumbuh banyak karena faktor adanya Pemilu, disamping bank akan fokus kepada adanya wacana persiapan spin off,” kata Pandji kepada Kontan.co.id, Rabu (20/12).

Pandji menambahkan, pada segmen konsumer, pembiayaan masih akan terfokus pada Kredit Pemilikan Rumah (KPR) atau mortgage, kartu kredit (CC), dan personal financing.

Sebagai informasi, UUS CIMB Niaga mengantongi laba Rp 1,36 triliun per September 2023 ini, atau naik 18,73% YoY dari Rp 1,15 triliun diperiode sama tahun lalu.

Kenaikan laba tersebut sejalan dengan pertumbuhan pendapatan setelah bagi hasil sebesar 11,51% YoY menjadi Rp1,68 triliun. Di sisi lain, pendapatan berbasis fee dan komisi bank ini juga meningkat dari Rp 252,08 miliar menjadi Rp 308,63 miliar.

Pertumbuhan aset UUS CIMB Niaga juga meningkat di angka 3,36% YoY menjadi Rp 61,46 triliun dari yang sebelumnya Rp 59,46 triliun. Pertumbuhan aset tersebut juga disokong oleh pembiayaan syariah yang mencapai Rp 52,89 triliun, atau naik 16,98% YoY dari yang sebelumnya Rp 45,22 triliun.

Kualitas aset ini masih terjaga baik melihat rasio non performing finance (NPF) gross turun menjadi 1,11% per September 2023 ini dari yang sebelumnya ada di angka 1,32%. Adapun NPF nett juga turun menjadi 0,43%, dari yang sebelumnya 0,49%.

Baca Juga: Ekspansi Bisnis Syariah, Bank Sinarmas Targetkan Segmen Penyaluran Kredit UMKM

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat