KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keberadaan pinjaman online (pinjol) ilegal terbilang masih marak saat ini. Mengenai fenomena itu, fintech peer to peer (P2P) lending PT Pembiayaan Digital Indonesia (AdaKami) menilai keberadaan pinjol ilegal berdampak buruk bagi industri fintech lending yang berizin dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Brand Manager AdaKami Jonathan Kriss mengatakan keberadaan pinjol ilegal berpotensi melemahkan kepercayaan publik terhadap industri fintech lending yang berizin dan beroperasi secara legal. Alhasil, dampaknya akan buruk terhadap bisnis industri fintech lending. "Praktik pinjol ilegal tentunya merugikan masyarakat, baik dari sisi transparansi bunga dan biaya-biaya, skema pembayaran, maupun praktik penagihan. Oleh karena itu, pinjol ilegal merupakan permasalahan yang perlu menjadi perhatian bersama," ungkapnya kepada Kontan, Selasa (18/3).
AdaKami: Keberadaan Pinjol Ilegal Berdampak Buruk Terhadap Industri Fintech Lending
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keberadaan pinjaman online (pinjol) ilegal terbilang masih marak saat ini. Mengenai fenomena itu, fintech peer to peer (P2P) lending PT Pembiayaan Digital Indonesia (AdaKami) menilai keberadaan pinjol ilegal berdampak buruk bagi industri fintech lending yang berizin dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Brand Manager AdaKami Jonathan Kriss mengatakan keberadaan pinjol ilegal berpotensi melemahkan kepercayaan publik terhadap industri fintech lending yang berizin dan beroperasi secara legal. Alhasil, dampaknya akan buruk terhadap bisnis industri fintech lending. "Praktik pinjol ilegal tentunya merugikan masyarakat, baik dari sisi transparansi bunga dan biaya-biaya, skema pembayaran, maupun praktik penagihan. Oleh karena itu, pinjol ilegal merupakan permasalahan yang perlu menjadi perhatian bersama," ungkapnya kepada Kontan, Selasa (18/3).