Adani Grup Gelontorkan US$ 1,2 miliar Bangun Pelabuhan Pesaing Singapura dan Dubai



KONTAN.CO.ID - REUTERS - Adani Group perusahaan milik taipan paling tajir asal India, Gautam Adani akan melanjutkan investasi pelabuhan senilai US$ 1,2 miliar. 

Unit bisnis pelabuhan Adani Group akan menginvestasikan tambahan US$ 1,2 miliar di proyek fasilitas laut dalam yang telah lama tertunda di negara bagian Kerala, India Selatan.

Kepastian tambahan investasi ini diungkapkan oleh pemerintah daerahn Kerala pada hari Kamis (28/11).


Baca Juga: Gautam Adani Dituduh Terlibat Skema Penyuapan Senilai US$250 Juta di AS

Kesepakatan bisnis itu terjadi setelah 10 perusahaan terdaftar Adani Group kehilangan total nilai pasar mereka sebanyak US$ 34 miliar menyusul dakwaan terhadap Gautam Adani minggu lalu oleh otoritas penegak hukum AS atas perannya dalam dugaan skema penyuapan.

Adani Group telah menolak tuduhan AS tersebut sebagai "tidak berdasar".

Vizhinjam, di ujung selatan India, secara strategis penting karena kedekatannya dengan rute pelayaran internasional dan akan membantunya bersaing dengan pelabuhan Dubai, Singapura, dan Sri Lanka.

Baca Juga: Gautam Adani Terseret Kasus Penyuapan di AS, Harga Obligasi Adani Group Anjlok

Perjanjian bisnis itu menarik garis di bawah arbitrase lama yang diprakarsai oleh otoritas pelabuhan negara terhadap Adani Ports karena penundaan lima tahun dalam menyelesaikan fase pertama proyek.

Operasi uji coba tahap pertama proyek tersebut, yang memiliki kapasitas 1 juta TEU (setara dua puluh kaki), dimulai pada bulan Juli 2024, dan operasi komersial skala penuh diharapkan akan dimulai bulan depan, kata para pejabat sebelumnya.

Kepala Menteri Kerala Pinarayi Vijayan mengatakan dalam sebuah posting di X bahwa karena tahap kedua dan ketiga pelabuhan tersebut hampir selesai pada tahun 2028, akan ada investasi sebesar US$ 1,2 miliar yang akan memperluas kapasitas fasilitas tersebut menjadi 3 juta TEU.

Adani Ports, yang merupakan bagian dari konglomerat milik miliarder Gautam Adani, bermaksud untuk memulai operasi pada tahun 2018 tetapi menghadapi penundaan karena masalah pembebasan lahan karena penduduk setempat memprotes pelabuhan tersebut, yang menurut mereka akan menyebabkan erosi pantai. ($1 = 84,4480 rupee India)

Selanjutnya: Semen Indonesia (SIG) Raih Peringkat Emas di SNI Award 2024

Editor: Syamsul Azhar