KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adaro Energy Indonesia Tbk (
ADRO) telah menggelar Rapat Umum Pemegang Luar Biasa (RUPSLB), Senin (18/11). RUPSLB tersebut menyetujui dua agenda, yakni tambahan dividen tunai final dan perubahan nama menjadi PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. Pemegang saham menyetujui penetapan dan penggunaan sebagian dari saldo laba belum dicadangkan ADRO per 31 Desember 2023, untuk dibagikan sebagai tambahan dividen tunai final sebesar-besarnya US$ 2.629.396.000 (US$ 2,62 miliar). Jika dikonversi memakai kurs Jisdor Rp 15.888 per dolar Amerika Serikat (AS) per Jumat (15/11), nilai tersebut setara dengan Rp 41,77 triliun. Namun, RUPSLB pada hari ini belum mengumumkan jumlah pasti pembayaran dividen tersebut.
Baca Juga: Adaro Energy (ADRO) Gelar RUPSLB, Minta Restu Bagi Dividen Jumbo hingga Ubah Nama Investment Analyst Stockbit Hendriko Gani menghitung, jika manajemen ADRO memutuskan untuk membagikan dividen dengan batas maksimumnya sebesar US$2,6 miliar, maka jumlah dividen per saham setara dengan Rp 1.359 per lembar, berdasarkan asumsi kurs Rp 15.898 per dolar AS. Jumlah tersebut mengindikasikan yield sekitar 35,6% berdasarkan harga penutupan saham ADRO per Jumat (15/11) di Rp 3.920 per saham. "Berdasarkan analisis skenario kami dalam Stockbit Commentary, pemegang saham ADRO akan mempunyai probabilitas lebih besar untuk untung jika menggunakan dividen guna menebus Adaro Andalan Indonesia," ungkap Gani, Senin (18/11). Tambahan dividen tunai final ini merupakan bagian dari rangkaian divestasi PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI). Sebagaimana disampaikan sebelumnya dalam Keterbukaan Informasi 16 Oktober 2024, ADRO merencanakan pembagian tambahan dividen tunai final agar para pemegang saham ADRO, atas pilihannya sendiri, dapat berpartisipasi dalam pembelian saham AADI. Aksi tersebut dilakukan melalui pelaksanaan Penawaran Umum oleh Pemegang Saham (PUPS). Adapun, saat ini PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) sedang dalam masa penawaran awal (book building) sebagai rangkaian proses penawaran umum perdana saham alias Initial Public Offering (IPO). Dalam IPO ini, AADI melepas sebanyak 778.689.200 (778,68 juta) saham, dengan nilai nominal Rp 3.125 per saham. Jumlah itu mewakili hingga 10% dari modal ditempatkan dan disetor AADI setelah IPO. Masa book bulding berlangsung sejak 12 November 2024 hingga hari ini, 18 November 2024. Dalam tahap ini, AADI memasang harga sebesar Rp 4.590 - Rp 5.900 per saham. Dengan begitu, dari IPO ini AADI berpotensi meraup dana sebanyak-banyaknya Rp 4,59 triliun. Jadwal pencatatan saham AADI di BEI akan berlangsung pada 5 Desember 2024. IPO AADI selanjutnya akan diikuti dengan PUPS. Satu hari bursa setelah AADI tercatat di BEI, ADRO berencana untuk melakukan penawaran umum atas sebanyak-banyaknya 7.008.202.240 saham AADI yang dimiliki oleh ADRO.
Baca Juga: Siap-Siap, 2 Perusahaan Market Cap Jumbo Akan IPO Saham BEI Tahun 2024 Ini Penawaran tersebut akan diberikan kepada seluruh pemegang saham ADRO yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham ADRO pada tanggal tertentu yang akan diumumkan pada prospektus PUPS. ADRO akan menetapkan rasio yang berlaku untuk pemesanan saham AADI sesuai dengan kepemilikan para pemegang saham ADRO pada tanggal pencatatan PUPS, yang akan diumumkan dalam prospektus PUPS.
Perubahan Nama
Selain menambah dividen tunai final, dalam RUPSLB hari ini, ADRO juga meminta persetujuan mengenai perbahan nama. Dari informasi yang beredar, ADRO mendapatkan restu dari para pemegang saham untuk mengubah nama dari saat ini PT Adaro Energy Indonesia Tbk menjadi PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. Nama tersebut merepresentasikan perusahaan yang mengolah kekayaan alam Indonesia dari tiga elemen utama, yaitu: tanah, air dan udara. Logo Alamtri Resources Indonesia merefleksikan tiga elemen. Ketiga elemen itu adalah elemen tanah berupa mineral, elemen air, serta elemen udara berupa sinar matahari dan angin. "Alamtri hadir untuk mendukung pertumbuhan bisnis menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan," mengutip materi RUPSLB, Senin (18/11).
Baca Juga: Berikut Jadwal IPO Adaro Andalan (AADI) di BEI Perubahan nama ini merupakan salah satu langkah memperkenalkan identitas baru ADRO sebagai entitas induk yang akan lebih berfokus pada bisnis hijau dan pengembangan proyek-proyek ramah lingkungan. ADRO akan fokus pada pilar bisnis Adaro Minerals dan Adaro Green, setelah terjadinya pemisahan pilar bisnis pertambangan batubara termal dan beberapa bisnis pendukungnya, melalui pelaksanaan PUPS.
Selepas RUPSLB, respons pelaku pasar justru tampak berbalik. Hingga sesi I perdagangan Senin (18/11), harga saham ADRO mengalami pelemahan 3,57% ke level Rp 3.780 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi