Adaro akan perbesar pasar batubara di ASEAN



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adaro Energy Tbk (ADRO) mencermati hasil perundingan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menginisiasi penghentian penggunaan batubara. Perusahaan mencari strategi untuk memperluas pasar sebagai antisipasi terhadap kesepakatan itu.

Seperti diketahui, belum lama ini, Kanada dan Inggris menginisiasi sebuah aliansi global baru untuk menghentikan penggunaan batubara pada 2030. Aliansi internasional bertajuk Powering Past Coal Alliance itu merangkul 20 negara dan dua negara bagian Amerika Serikat.

Aliansi tersebut menargetkan sebanyak 50 negara akan bergabung sebelum pertemuan puncak konferensi iklim PBB pada 2018 mendatang di Katowice, Polandia. Katowice merupakan salah satu kota dengan tingkat polusi tinggi di Eropa. Namun, beberapa negara pengguna batubara terbesar di dunia belum bergabung dalam aliansi tersebut, seperti Amerika Serikat, China, Jerman dan Rusia.


Manajemen Adaro menilai, dampak lingkungan dari batubara memang masih menjadi perdebatan. baik di dalam maupun luar negeri. Meski demikian, perusahaan menyebut, didukung dengan kemajuan teknologi bersih, batubara akan tetap menjadi sumber energi utama bagi Indonesia.

"Untuk meningkatkan rasio elektrifikasi dengan biaya yang terjangkau di tahun-tahun yang akan datang," kata Febriati Nadira, Head of Corporate Communication ADRO kepada KONTAN, Senin (20/11).

Lanjut Nadira, selain fokus pada pangsa pasar domestik, ADRO juga akan memperbesar pasar Asia Tenggara. Batubara sebagai sumber energi yang terjangkau dan berlimpah, tetap merupakan sumber energi pilihan untuk negara-negara berkembang di Asia Tenggara. "Kami melihat permintaan batubara dari negara-negara ASEAN masih terus tumbuh," ujarnya.

Dalam laporan keuangan kuartal III-2017, Adaro mencatat penjualan batubara ekspor masih memegang kontribusi terbesar dengan menyumbang US$ 1,83 miliar atau 80% pendapatan dari batubara. Sedangkan untuk penjualan domestik, tercatat sebesar US$ 456,16 juta atau 20% pendapatan dari batubara.

Selain dari bisnis penjualan batubara, pendapatan Adaro juga didapatkan dari jasa pertambangan dan lain-lain. Pelanggan pihak ketiga yang memberikan kontribusi lebih dari 10% pendapatan, yakni TNB Fuel Services Sdn. Bhd.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini