Adaro belum ingin menambah saham di Bhakti Energi



JAKARTA. PT Adaro Energy Tbk (ADRO) belum akan menambah kepemilikan saham di PT Bhakti Energi Persada pada 2012 ini. Presiden Direktur ADRO Garibaldi Thohir beralasan pihaknya masih ingin menyimpan dana kas perusahaan sebagai antisipasi kondisi pasar komoditas yang sedang bergejolak.Selain itu, Garibaldi beralasan, batas waktu untuk menambah kepemilikan saham di Bhakti Energi itu masih lama. "Jadi sekarang simpan dulu kas yang kami punya," kata Boy, sapaan Garibaldi di sela-sela acara Envirocoal Cup 2012 di Jakarta, Minggu (17/6) lalu.Adaro mempunyai dua opsi untuk memperbesar kepemilikannya di Bhakti Energi. Opsi pertama dengan memberikan pinjaman konvertibel (convertibel loan) bertenor tiga tahun senilai US$ 500 juta. Dengan mengucurkan pinjaman ini, Adaro bisa mengkonversikan pinjaman menjadi ekuitias pada akhir masa pinjaman. Besarnya ekuitas yang dikonversi sebesar 51% saham Bhakti. Dengan demikian, perusahaan tambang batubara ini akan menjadi pemegang saham pengendali Bhakti.Boy mengaku sudah mempunyai dana tersebut. Dana tersebut berasal dari kas internal perusahaan yang mencapai US$ 1,3 miliar serta pinjaman sebesar US$ 750 juta bertenor 10 tahun. "Pinjaman yang US$ 750 juta itu belum kami pakai seluruhnya," ungkapnya.Opsi kedua, Adaro bersama PT Persada Capital Investama (PCI), PT Triputra Investindo Arya (TIA) dan ahli waris dari almarhum Winarto mengucurkan pinjaman bertenor tiga tahun. Dengan pinjaman ini, Adaro dan pihak lain tersebut bisa mengakuisisi saham Bhakti Energi sebesar 79,8%.Manajemen Adaro menilai, opsi kedua ini tidak wajib dilakukan. Menurut Boy, opsi kedua ini dirancang untuk meminimalkan risiko yang ditanggung pihaknya. Sebagai informasi, PCI dan TIA dimiliki oleh dua dari lima pemegang saham mayoritas Adaro Energy, yaitu Benny Subianto dan Teddy Rachmat.Adaro saat ini telah menguasai 10,22% saham Bhakti Energi senilai US$ 66 juta. Saham ini dibeli dari para pemegang saham minoritas perusahaan yang berdiri 2002 silam.Bhakti Energi memegang tujuh konsesi batubara termal rendah di Kecamatan Muara Wahau, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur. SRK Consulting (Australasia) Pty Ltd mengestimasi, ketujuh konsesi BEP mengandung total sumber daya sebesar 9,53 miliar ton menurut standar JORC. Perusahaan ini juga mempunyai dua usaha transportasi di Kalimantan Timur. Pada tahun 2010, Adaro Energy telah menunjuk Marston, perusahaan geologis international yang berasal dari St. Louis Missouri, Amerika Serikat, melakukan studi untuk memeriksa asumsi teknikal tertentu yang digunakan oleh SRK dalam laporan sumber daya JORC tahun 2008 dan 2009.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Edy Can