JAKARTA. PT Adaro Energy Tbk (
ADRO) berambisi meningkatkan kapasitas produksi listriknya. Setelah menggulirkan pembangunan Pembangkit Listik Tenaga Uap (PLTU) berkapasitas 2x30 Megawatt (MW), ADRO kini menjadwalkan pembangunan dua
power plant lagi. Satu pembangkit dirancang memiliki kapasitas berkisar 1x50 MW hingga 1x60 MW. ADRO berniat membangun PLTU tersebut tidak jauh dari lokasi pembangkit 2x30 MW yang sedang dibangun, yaitu di mulut tambang. Pembangkit lain akan dibangun ADRO di 2014. "Kapasitasnya sekitar 1x60 MW," ujar Project Manager PT Makmur Sejahtera Wisesa (MSW) Edi Priyanto, Jumat (25/3). MSW merupakan kontraktor yang membangun power plant ADRO yang kini beroperasi.
Edi menjelaskan, kebutuhan listrik ADRO masih jauh di atas produksi yang dihasilkan PLTU mulut tambang yang masih dalam konstruksi. PLTU yang menempati lahan seluas 10 hektare (ha) tersebut akan digunakan untuk menggerakkan conveyor dan berbagai peralatan tambang milik ADRO. Dalam rencana awal ADRO, power plant itu mulai beroperasi di 2012. Namun realisasi pembangunan ternyata meleset dari target awal. Penyelesaian pembangunan PLTU itu kini baru sekitar 53%. Jika merujuk ke skejul awal, proses penyelesaian seharusnya sudah 90%. Pihak kontraktor menyebut pembangunan pembangkit ADRO molor karena krisis ekonomi dan faktor cuaca. "Pembangunan yang seharusnya dimulai di 2008, mundur hingga Juli 2009," ujar Edi. MSW menjanjikan boiler I di power plant sudah berfungsi secara penuh di awal 2012. ADRO akan menjual sebagian listrik yang dihasilkan PLTU mulut tambang itu, sekitar 15 MW, ke PLN. "Untuk harganya tengah dibicarakan," papar Edi. Total dana yang dikeluarkan ADRO untuk proyek ini sekitar US$ 160 juta. "Untuk tahun ini proyek PLTU dianggarkan US$ 53 juta," kata Sekretaris Perusahaan ADRO Devindra Ratzarwin. PLTU itu membutuhkan 300.000 ton batubara per tahun. PLTU 2x30 MW Molor ADRO juga berniat ikut serta dalam tender pembangunan PLTU milik PLN yang dirancang memiliki kapasitas 2x100 MW. "ADRO sudah lolos tahap awal. Keputusannya sebentar lagi," lanjut Edi. Untuk mengikuti tender itu, ADRO menggandeng Mitsui. Ada dua penawar lain yang menjadi pesaing ADRO saat ini. Satu di antaranya adalah perusahaan milik Grup Sinar Mas. Jika menang di tender PLN, manajemen ADRO kemungkinan menunda pembangunan PLTU 1x60 MW. Proyek pembangkit lain yang menjadi incaran ADRO adalah tender pembangunan power plant di Jawa Barat.
Analis Indosurya Securities Reza Priambada menilai ambisi ADRO untuk memenuhi kebutuhan energinya sendiri, akan membawa dampak positif. "Daripada membeli listrik dari PLN, lebih baik ADRO membangun sendiri dan tinggal mengeluarkan biaya perawatan saja," ungkap dia. Apalagi, tambah Reza, jumlah conveyor belt yang dimiliki ADRO akan bertambah, hingga membutuhkan listrik makin banyak. Reza juga menilai ADRO akan memetik manfaat jika menang di tender PLTU milik PLN. Dengan ikut di tender itu, ADRO berkesempatan untuk membeli listrik dari PLN. Reza menilai, saat ini masih sedikit perusahaan batubara yang masuk ke bisnis power plant. "Margin di sektor listrik masih cukup besar," ujar dia. Reza masih menyarankan beli untuk ADRO dengan target harga Rp 2.800 per saham. Harga ADRO pada penutupan Jumat (25/3) tetap senilai Rp 2.275 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dupla Kartini