Adaro Energi (ADRO) masih fokus kejar target awal



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan Harga Batubara Acuan (HBA) serta kesempatan untuk menambah kuota produksi batubara sebanyak 100 juta ton yang diberikan pemerintah, tak mengubah langkah PT Adaro Energy Tbk (ADRO). Adaro masih ingin memenuhi apa yang telah ditargetkan sebelumnya.

Untuk tahun ini, Adaro memiliki target produksi batubara pada rentang 54-56 juta ton. Kendati sempat tersendat di awal tahun, Presiden Direktur Adaro, Garibaldi Thohir mengungkapkan pihaknya tetap optimistis bisa mencapai target tersebut. 

“Kita optimistis bisa mencapai panduan produksi yang sudah ditetapkan di 54-56 juta ton,” ujarnya kepada Kontan.co.id, pada Rabu (15/8).


Sebagai informasi, total produksi batubara Adaro Energy dalam enam bulan pertama tahun 2018 sebesar 24,06 Mt. Jumlah itu turun sebesar 4% dari periode yang sama pada tahun lalu. 

Sedangkan volumen penjualan untuk periode yang sama di tahun ini ialah sebesar 23,80 Mt, turun 6% dari periode yang sama pada tahun 2017. Faktor cuaca, diklaim sebagai penyebab atas penurunan tersebut.

Terkait dengan sebaran pelanggan, hingga semester I-2018, Indonesia masih menempati porsi terbesar dengan 22%. Sedangkan Malaysia, China dan India memiliki porsi yang sama sebesar 12%. Jepang, Korea Selatan, dan Hong Kong ada di posisi berikutnya dengan masing-masing 10%, 9% dan 8%.

Garibaldi menyebut, hingga saat ini belum ada pasar baru yang akan dibidik. “Kita masih fokus ke pelanggan-pelanggan di negara-negara yang sudah kita laporkan di laporan aktivitas,” imbuhnya.

Mengenai kenaikan HBA per Agustus sebesar US$ 3,18 menjadi US$ 107,83 per ton, Garibaldi mengungkapkan, pihaknya belum bisa menerangkan seberapa besar pengaruhnya. Namun, apabila harga batubara bertahan bagus, tentunya akan positif untuk performa Adaro.

“Harga batubara tidak bisa kita prediksi. Yang bisa kita lakukan adalah terus menjalankan efisiensi dan keunggulan operasional di seluruh rantai bisnis Adaro sehingga bisa menghasilkan kinerja operasional yang solid,” jelas Garibaldi.

Ia pun menerangkan, produksi Adaro jangka panjang juga akan flat karena Adaro fokus untuk menjaga cadangan batubara dalam jangka panang demi pengembangan bisnis pembangkit listrik ke depan. 

Mengenai pemerintah yang memberikan tambahan kuota produksi sebesar 100 juta ton, Adaro pun belum berminat untuk mengubah langkahnya. “Sesuai ini, target produksinya tetap sesuai guidance,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .