Adaro Energy (ADRO) fokus kejar target produksi dan stabilitas keuangan di sisa 2020



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adaro Energy Tbk (ADRO) optimistis bisa memenuhi target kinerja operasionalnya hingga akhir tahun nanti terlepas dari kondisi pasar batubara global yang masih diliputi ketidakpastian.

Head of Corporate Communication PT Adaro Energy Tbk Febriati Nadira menyampaikan, meski tantangan di pasar batubara masih cukup berat, pihaknya yakin fundamental di sektor batubara dan energi tetap kokoh dalam jangka panjang. 

Hal ini didukung oleh aktivitas pembangunan di negara-negara kawasan Asia yang mau tak mau membuat kebutuhan batubara sebagai energi bakal terus meningkat.


ADRO hingga semester I-2020 telah memproduksi 27,90 juta ton batubara atau turun 4% (yoy). Penjualan batubara ADRO juga menyusut 6% (yoy) menjadi 27,13 juta ton. 

Fluktuasi harga batubara global lantas membuat ADRO merevisi panduan produksi di tahun ini menjadi kisaran 52 juta ton—54 juta ton.

Baca Juga: UU Cipta Kerja beri insentif royalti hilirisasi batubara, ini kata BUMI dan ADRO

Febriati melanjutkan, dengan berkaca pada kondisi saat ini, ADRO akan fokus untuk mempertahankan marjin yang sehat dan keberlanjutan pasokan batubara kepada para pelanggan. 

“Kami juga akan terus mengikuti perkembangan pasar dengan tetap menjalankan kegiatan operasi sesuai rencana di tambang-tambang milik perusahaan,” ungkap dia, Jumat (9/10).

Di samping itu, untuk mengantisipasi ketidakpastian pasar, ADRO telah melakukan diversifikasi melalui pilar Adaro Mining dengan masuk ke bisnis batubara kokas. Lini bisnis ini dikelola oleh anak usaha ADRO yaitu PT Adaro Metcoal Companies.

Manajemen ADRO juga belum memiliki rencana untuk menerbitkan obligasi dalam waktu dekat. ADRO sangat mempertimbangkan kondisi pasar maupun kebutuhan perusahaan dalam melakukan aksi korporasi tersebut.

ADRO akan lebih fokus pada upaya peningkatan keunggulan operasional bisnis inti serta meningkatkan efisiensi dan produktivitas operasi. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan bisnis di tengah fluktuasi harga batubara yang tidak dapat dikontrol oleh tiap perusahaan.

“Kami juga fokus menjaga posisi kas dan mempertahankan posisi keuangan yang solid di tengah situasi sulit yang berdampak terhadap sebagian besar perekonomian global,” imbuh dia.

Sekadar catatan, ADRO memiliki nilai liabilitas sebesar US$ 2,69 miliar per semester I-2020 atau turun 1% (yoy).

Selanjutnya: Akuisisi Tambang Sepi Meski Ada Potensi Koreksi Nilai Transaksi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi