KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Adaro Energy Tbk masih melanjutkan pengembangan tambang coking coal. Head of Corporate Communication Division Adaro Energy Febriati Nadira menyampaikan Adaro melalui Adaro MetCoal Companies (AMC) memiliki 7 konsesi tambang batubara kokas. Saat ini AMC sudah melaksanakan kegiatan operasional dari satu konsesi. Nah pada tahun ini AMC sedang melakukan kegiatan eksplorasi di konsesi lainnya untuk mengevaluasi dan memprioritaskan rencana pengembangan, operasi dan produksi di tambang Haju di konsesi Lahai. Baca Juga: Kinerja produsen batubara kalori tinggi dan kokas masih moncer di semester I 2019 Kemudian emiten berkode saham ADRO ini juga mempersiapkan kegiatan operasi dan produksi di Tambang Lampunut yang dijadwalkan mulai operasi percobaan pada 2019. “Kami yakin ketika AMC beroperasi penuh, perusahaan ini akan menjadi salah satu penyumbang pendapatan yang signifikan, sehingga akan mengurangi ketergantungan terhadap pemasukan dari batubara termal,” ujarnya, Kamis (1/8). Beberapa waktu lalu mereka juga mengakuisisi tambang Kestrel di Australia yang juga memproduksi batubara kokas. Adaro memperkirakan bakal ada pertumbuhan 40% pada produksi batubara Kestrel yang dapat dijual dan diserap dengan baik oleh pasar. “Kami melihat industri baja menunjukkan tren yang positif, sehingga pengembangan batubara kokas kami menciptakan sebuah peluang bisnis yang menjanjikan. Seiring dengan produksi dan konsumsi baja yang bertumbuh, permintaan batubara kokas masih akan meningkat,” ungkapnya. ADRO menjual batubara kokas ke beberapa negara seperti Jepang dan China. Kini cadangan batubara di tambang AMC yang memegang PKP2B untuk tujuh area konsesi di provinsi Kalimantan Tengah dan Timur ini memiliki sumber daya batubara metalurgi mencapai 1,3 miliar ton (Bt) dan cadangan batubara metalurgi berkualitas tinggi dengan kandungan abu dan fosfor yang sangat rendah mencapai 54,4 Mt.
Adaro Energy (ADRO) kembangkan bisnis batubara kokas
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Adaro Energy Tbk masih melanjutkan pengembangan tambang coking coal. Head of Corporate Communication Division Adaro Energy Febriati Nadira menyampaikan Adaro melalui Adaro MetCoal Companies (AMC) memiliki 7 konsesi tambang batubara kokas. Saat ini AMC sudah melaksanakan kegiatan operasional dari satu konsesi. Nah pada tahun ini AMC sedang melakukan kegiatan eksplorasi di konsesi lainnya untuk mengevaluasi dan memprioritaskan rencana pengembangan, operasi dan produksi di tambang Haju di konsesi Lahai. Baca Juga: Kinerja produsen batubara kalori tinggi dan kokas masih moncer di semester I 2019 Kemudian emiten berkode saham ADRO ini juga mempersiapkan kegiatan operasi dan produksi di Tambang Lampunut yang dijadwalkan mulai operasi percobaan pada 2019. “Kami yakin ketika AMC beroperasi penuh, perusahaan ini akan menjadi salah satu penyumbang pendapatan yang signifikan, sehingga akan mengurangi ketergantungan terhadap pemasukan dari batubara termal,” ujarnya, Kamis (1/8). Beberapa waktu lalu mereka juga mengakuisisi tambang Kestrel di Australia yang juga memproduksi batubara kokas. Adaro memperkirakan bakal ada pertumbuhan 40% pada produksi batubara Kestrel yang dapat dijual dan diserap dengan baik oleh pasar. “Kami melihat industri baja menunjukkan tren yang positif, sehingga pengembangan batubara kokas kami menciptakan sebuah peluang bisnis yang menjanjikan. Seiring dengan produksi dan konsumsi baja yang bertumbuh, permintaan batubara kokas masih akan meningkat,” ungkapnya. ADRO menjual batubara kokas ke beberapa negara seperti Jepang dan China. Kini cadangan batubara di tambang AMC yang memegang PKP2B untuk tujuh area konsesi di provinsi Kalimantan Tengah dan Timur ini memiliki sumber daya batubara metalurgi mencapai 1,3 miliar ton (Bt) dan cadangan batubara metalurgi berkualitas tinggi dengan kandungan abu dan fosfor yang sangat rendah mencapai 54,4 Mt.