Adaro Energy (ADRO) Masuk Daftar Fortune Southeast Asia 500



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adaro Energy Indonesia Tbk (Adaro) berhasil masuk dalam daftar “Fortune Southeast Asia 500” yang dibuat pertama kalinya pada tahun 2024 untuk wilayah Asia Tenggara.

Adaro menempati urutan ke-49 dari 500 perusahaan di Asia Tenggara yang memberi dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi regional, serta menduduki posisi ke-3 di sektor energi dari Indonesia.

Presiden Direktur dan Chief Executive Officer Adaro, Garibaldi 'Boy' Thohir, menyatakan bahwa pencapaian ini membuktikan transformasi bisnis Adaro mampu meningkatkan resiliensi perusahaan di tengah dinamika industri serta mempertahankan pertumbuhan yang berkelanjutan.


“Kami merasa bangga dan bersyukur atas pengakuan yang diberikan Fortune kepada Adaro sebagai salah satu perusahaan yang masuk daftar Fortune Southeast Asia 500," ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (20/6).

Baca Juga: Proyeksi Kinerja Adaro Energy (ADRO) di Tengah Melandainya Harga Batubara

Garibaldi menuturkan, setelah pada tahun 2022 lalu bertransformasi menjadi tiga pilar baru; Adaro Energy, Adaro Minerals, dan Adaro Green, kinerja operasional AEI pada tahun 2023 meningkat hingga mencatat rekor-rekor baru.

Melalui transformasi bisnis ini, kata dia, Adaro optimis dapat menangkap peluang untuk memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan serta meningkatkan peran dalam mendukung pertumbuhan di kawasan Asia Tenggara.

Peringkat perdana ini mencakup perusahaan-perusahaan dari tujuh negara di Asia Tenggara: Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina, dan Kamboja. Adaro menjadi salah satu dari 110 perusahaan Indonesia yang masuk dalam daftar ini.

Sebagai informasi, pada tahun 2023, Adaro mencatat pendapatan yang cukup memuaskan sebesar US$ 6,5 miliar. Adaro juga mencatatkan laba inti US$ 1,9 miliar dan EBITDA operasional US$ 2,5 miliar pada FY23, serta margin EBITDA operasional yang memuaskan sebesar 39%. 

 
ADRO Chart by TradingView

Selanjutnya, pada tahun 2023 Adaro Group membayarkan sekitar total US$ 3 miliar untuk royalti dan pajak termasuk sebagian dari royalti dan pajak dari tahun sebelumnya.

Garibaldi menambahkan, Grup Adaro telah mendiversifikasi bisnisnya dari perusahaan pertambangan batu bara dan energi, ke bisnis mineral dan pengolahan mineral, dalam rangka menangkap peluang ekonomi hijau seraya mendukung transisi energi dan dekarbonisasi di berbagai sektor.

"Adaro juga mengintegrasikan faktor-faktor ESG ke dalam strateginya, untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan dan penciptaan nilai, demi membangun Adaro yang lebih besar dan lebih ramah lingkungan," pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .