KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adaro Energy Tbk (ADRO) merevisi sejumlah target operasional di tahun ini. Emiten pertambangan batubara tersebut memangkas target produksi, belanja modal atau capital expenditure (capex) dan EBITDA. Dalam laporan kuartalan yang dikutip dari laman resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), ADRO merevisi target produksi untuk tahun 2020 menjadi 52 juta ton - 54 juta ton. Dalam rilis tersebut, Sekretaris Perusahaan Adaro Energy Mahardika Putranto mengatakan, revisi didorong oleh kurang kondusifnya pasar batubara global yang salah satunya diakibatkan oleh pandemi corona (Covid-19). Baca Juga: Pasar Belum Kondusif, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) Mengurangi Capex Jadi US$ 200 Juta
Adapun produksi batubara ADRO sepanjang enam bulan pertama 2020 mencapai 27,29 juta ton atau turun 4% secara year on year (yoy). Penurunan juga terjadi pada volume penjualan batubara yang merosot 6% yoy menjadi 27,13 juta ton. Analis Danareksa Sekuritas Stefanus Darmagiri mengatakan, seiring dengan volume penjualan dan harga batubara yang lebih rendah, dia memperkirakan pendapatan triwulanan ADRO yang lebih rendah pada kuartal II-2020. Selain itu, asumsi menurunnya pendapatan ADRO di kuartal kedua disebabkan oleh turunnya volume penjualan batubara sebesar 11,5% quarter-on-quarter (qoq) serta rasio pengupasan atau stripping ratio (SR) yang lebih tinggi di kuartal kedua 2020, yakni sebesar 4,1 kali (dibandingkan 3,5 kali pada kuartal pertama 2020). Ditambah, harga batubara yang melemah di kuartal kedua juga akan membebani pendapatan di kuartal kedua. Meskipun demikian, hal ini akan sedikit dikompensasi oleh kondisi harga minyak mentah yang rendah. “Kami akan meninjau kembali asumsi penghasilan ADRO setelah rilis hasil kinerja untuk semester I-2020,” tulis Stefanus dalam riset, Selasa (18/8).