KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adaro Energy Indonesia Tbk (
ADRO) mengungkapkan pihaknya akan terus mendorong diversifikasi bisnis di luar industri batubara untuk menangkap peluang pertumbuhan di ekonomi hijau.
Head of Corporate Communication Adaro Energy (ADRO) Febrianti Nadira menjelaskan Adaro terus berupaya mengembangkan dan mendiversifikasi bisnis di luar industri batubara. “Kami juga mentransformasi bisnis menjadi perusahaan yang lebih berkelanjutan melalui
green initiative jangka panjang untuk menangkap peluang pertumbuhan di ekonomi hijau,” jelasnya dikutip Kontan.co.id, Selasa (27/9).
Baca Juga: Anak Usaha Adaro Energy (ADRO) dapat IUPK Hingga Tahun 2032 Febrianti memaparkan, pihaknya menyelaraskan strategi dengan kebutuhan global dan hal ini pun sejalan dengan strategi Indonesia untuk meningkatkan aktivitas pemrosesan dan hilirisasi. Dia menjelaskan, melalui anak usaha perusahaan PT Adaro Indo Aluminium yang merupakan anak perusahaan dari PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR), Adaro dalam proses pengembangan smelter aluminium di kawasan industri PT Kalimantan Industrial Park Indonesia (KIPI) Kalimantan Utara. Adapun proyek ini menelan nilai investasi keseluruhan termasuk pembangkit listrik mencapai US$ 2 miliar di tahap pertama yang berkapasitas 500.000 ton/tahun
Selain mendorong pengolahan aluminium, ADRO juga sedang mempelajari berbagai alternatif dan terus melakukan studi untuk peningkatan nilai tambah batubara ini termasuk gasifikasi. Pada September 2021, Adaro Power mengungkapkan rencananya membangun pabrik gasifikasi batubara di mana pada saat itu pihaknya sedang berkomunikasi dengan pihak asing untuk membangun pabrik ini. Seiring dengan upaya pemerintah mengganti LPG ke DME, pada Desember 2020 Adaro Energi telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) bersama dengan PT Pertamina bersama dengan perusahaan tambang lainnya untuk pengembangan proyek gasifikasi batubara menjadi DME. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .